Example 728x250
Bencana Alam

Terbukti Tidak Berguna Cegah Banjir, Warga Pinta Tinggikan Jalan Ketimbang Bangun Geobag

×

Terbukti Tidak Berguna Cegah Banjir, Warga Pinta Tinggikan Jalan Ketimbang Bangun Geobag

Sebarkan artikel ini

AKSARALOKA.COM, SINTANG – Pembangunan Geobag di pinggiran sungai di Kabupaten Sintang mendapat tanggapan warga setempat, tepatnya di Kelurahan Ladang Kecamatan Sintang.

Akian salah satu warga Kelurahan Ladang menyatakan bahwa Geobag yang dibangun itu belum ada merasakan manfaatnya, terlagi untuk meluapnya air.

“Tidak ada fungsinya saat banjir seperti ini, atau di saat air sungai meluap,”kata Akian.

Akian yang tinggal di pinggiran sungai ini mengatakan, sebaiknya tidak membangun Geobag.

“Dari pada bangun Geobag lebih baik jalan yang ditinggikan,” ucapnya.

Memang, jika dilihat di lokasi tempat Geobag tersebut di bangun, Geobag sudah tidak terlihat lantaran meluapnya air, hingga air menggenangi akses jalan di pinggiran sungai dan masuk ke pekarangan rumah warga.

Diketahui sebelumnya Geobag yang dibangun di tepian sungai Kabupaten Sintang oleh pemerintah pusat sampai saat ini tidak berfungsi maksimal untuk menahan banjir bumi Senentang ini.

Hal ini disampaikan langsung oleh Camat Sintang, Tatang Supriyatna ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan, Kamis 13 Oktober 2022.

Menurut Tatang Supriyatna, geobag yang dibangun hanya dirasakan sebagai manfaat untuk menghalangi gelombang sungai.

“Namun untuk kondisi banjir perlu penyempurnaan secara maksimal guna menahan luapan air,” terangnya.

“Untuk Geobag saya kira manfaatnya paling bisa dirasakan saat kalau ada gelombang dari sungai,” sambungnya.

Namun untuk menahan banjir, lanjut Tatang, belum berfungsi maksimal, mungkin perlu penyempurnaan secara maksimal.

Tatang memaparkan sampai saat ini terdapat sebanyak 27 desa dan kelurahan sudah terdampak banjir di Kecamatan Sintang.

“Dari data yang didapat, ada belasan ribu jiwa yang terdampak, khusus di Kecamatan Sintang,” ujarnya

“Untuk korban yang terdampak per 12 Oktober 2022 ada 15.640 jiwa dengan 4.892 kepala keluarga, dengan jumlah pengungsi sebanyak 81 kepala keluarga,” sambung Tatang.

Tatang menyebutkan, bencana banjir di Sintang merupakan bencana langganan yang setiap tahunnya terjadi. Di mana saat ini terdapat warga yang masih memilih tetap tinggal dirumah masing-masing.

Berdasarkan data sementara, Selasa 11 Oktober 2022, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang mencatat hingga saat ini banjir merendam 104 desa di 10 kecamatan dengan ketinggian air bervariasi dari 1,5 hingga 1,8 meter, yang mengakibatkan 43.682 jiwa terdampak banjir dan 9.351 pemukiman penduduk terendam banjir, bahkan, sejumlah akses jalan juga terputus.

Ada pun 10 kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Sintang, Dedai, Sepauk, Tempunak, Serawai, Binjai Hulu, Kayan Hilir, Kelam Permai, Ketungah Tengah dan Kecamatan Ketungau Hilir.

error: Content is protected !!