PONTIANAK – Dugaan Praktek nakal produsen beras oplosan berada di Kota Pontianak yang sempat membuat Gubernur Kalbar , Sutarmidji marah kini terjawab.
Kemarahan orang nomor satu Kalbar itu, sudah diselidiki kepolisian dan Satgas Pangan Kalimantan Barat.
Kasubdit I Dit Reskrimsus Polda Kalbar, Kompol Belen Anggara Pratama mengaku sudah melakukan rakor, turun ke lapangan dan melakukan penyelidikan, guna menjamin kesediaan pangan di Kalbar.
Dikatakan Kompol Belen, pihaknya yang tergabung dalam Satgas Pangan, sudah melaksanakan beberapa kegiatan terkait kesediaan dan keamanan pangan di Kalbar.
“Kami juga sudah menerima laporan atau informasi bahwa ada dugaan produsen, distributor terkait jual beli beras serta kondisi beras yang menggunakan zat berbahaya,” terang Kompol Belen saat mendampingi Wadir Krimsus Polda Kalbar AKBP Sardo MP Sibarani dan Kabid Humas Polda Kalbar Kombe Pol Raden Petit ketika memberikan penjelasan kepada wartawan, Jumat 23 Desember 2022.
Dijelaskan Belen, terkait laporan atau informasi tersebut pihaknya sudah menyelidikan dan turun ke lapangan serta mengambil sampel beras, baik itu saat pengolahan sertaa hasil dari olahan, bahkan yang sudah diperdagangkan.
“Kita selidiki mulai dari produksi hingga yang diperdagangkan di pasar,”jelas Kompol Belen.
“Sampel-sampel beras yang diduga mengandung bahan berbahaya itu sudah kita uji di laboratorium yang ada di Bogor,” sambung Belen.
Diterangkan pula oleh Belen, atas dugaan adanya zat berbahaya, hasil uji lab yakni tidak terdapat atau ditemukan kandungan berbahaya khususnya di Kalbar.
“Namun, terkait hal ini ada informasi tambahan, dan akan terus dilakukan penyelidikan,”terangnya lagi.
Belen menyatakan, kepolisian tidak bekerj sendiri atas hal ini, bersama dengan Satgas Pangan pihaknya sudah turun langsung ke tempat produksi, produsen dan distributor besar beras di Kalbar.
“Untuk dugaan adanya zat berbahaya tidak ditemukan, namun terkait aa beberapa yang harus dipenuhi pelaku usaha terkait kelengkapan administrasi,”kata Belen.
Untuk mutu dan kandungan beras maupun bahan pokok lainnya yang ada di Kalbar , Belen menambahkan belum ditemukan zat bahaya.
Belen menegaskan pula, Satgas Pangan yang terdiri dari kepolisian dan stekholder terkait sudah melaksanakan operasi pasar, selain penegakan dibidang hukum, juga dilakukan langkah-langkah antisipasi baik itu memonitor kualitas dan mutu juga memonitor harga.
“Kami memonitor harga barang dan kualitas keamanan pangan dilakukan per hari, dan dilakukan analisa dan evaluasi setiap hari Senin,” tegas Belen.
Tak hanya itu, sejauh ini Belen mengungkap belum ada spekulan yang ditemukan di Kalbar terkait pangan maupun bahan pokok.
“Bila ada, pasti kita tindaklanjuti. Namun sejauh ini belum ditemukan. Satgas pangan pasti akan melacak sampai jalur produksi, yang pasti sampai saat ini belum ditemukan atas hal tersebut,” tuntas Kompol Belen.
Sebelumnya, Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengaku telah mencium adanya praktik nakal produsen beras oplosan di Kota Pontianak. Ia pun mengecam tindakan ilegal tersebut dan akan segera mengambil langkah tegas.
“Saya ingatkan perusahaan yang suka mengoplos beras hati-hati, kita sudah tau, kalau masih dilakukan, tunggu saja waktunya,” ancam Sutarmidji.
Informasi ini disampaikan Sutarmidji seusai rapat bersama Forkopimda Kalbar guna membahas isu-isu aktual terkait persiapan pelaksanaan BIMP EAGA, pengendalian inflasi dampak kenaikan BBM dan penanganan banjir, di salah satu hotel di Pontianak, Rabu (16/11/2022).
“Di Pontianak ada praktek itu (pengoplosan beras),” jelasnya.
Sementara itu, Kapolda Kalbar, Irjen Pol Suryanbodo Asmoro menyampaikan, terdapat sejumlah kasus terkait yang kini sedang ditangani pihaknya.
“Masih diproses oleh (bagian) krimsus, masih didalami. Silakan nanti tanyakan ke krimsus atau humas (polda), saya masih belum punya bahannya,” katanya.
Asmoro menambahkan, pengungkapan kasus yang diiringi dengan efek jera terhadap pelaku terkait kasus dugaan beras oplosan ini pun telah menjadi atensi pihaknya
“Iyalah (jadi atensi Polda Kalbar),” singkatnya.