AKSARALOKA.COM, PONTIANAK – Berdasarkan data dari panitia Festival Buah dan Florikultura Kalbar 2023, nilai transaksi dari 86 stan membukukan omset hampir Rp 1 miliar.
Sumber daya alam baik buah maupun florikultura yang ada di pun terus dikembangkan sebagai upaya untuk menopang ekonomi di Kalbar.
Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kalbar, Florentinus Anum mengatakan dari Festival Buah dan Florikultura Kalbar, pihaknya ingin memperkenalkan dan mempromosikan potensi sumber daya buah maupun florikultura di kalbar.
“Sumber daya alam yang besar ini harus terus dikembangkan lewat budidaya maupun teknologi pertanian,” jelasnya, usai menutup Festival Buah dan Florikultura Kalbar 2023 di Ayani Megamall Pontianak, Minggu 19 November 2023.
Anum menjelaskan selama kegiatan, petani dapat menjual langsung hasil panen mereka dengan harga tingkat petani, sehingga memberikan ruang kepada para masyarakat untuk menikmati harga yang sangat murah.
Selain itu pihaknya juga turut ingin mengendalikan inflasi daerah sehingga tetap terjaga dengan baik dan terjangkau oleh masyarakat.
“Ini juga untuk meningkatkan daya beli masyarakat terhadap komoditas pertanian pangan,” ucapnya.
Florentinus Anum berharap sumber daya buah-buahan eksotik maupun florikultura bisa menjadi salah satu mata pencaharian untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Pertanian RI, keanekaragaman jenis durian di Kalbar terdata sebanyak 50 jenis durian yang tersebar di seluruh wilayah.
Salah satu daerah yang memiliki keanekaragaman durian yang cukup banyak ada di Kabupaten Kayong Utara.
Perwakilan Pemkab Kayong Utara, Heri Muryadi menjelaskan jika kekayaan alam buah hutan khususnya durian di Kayong Utara memiliki berbagai varietas unggulan.
Dalam kontes durian se Kalbar, Pemkab Kayong Utara membawa Durian Bujang Setile dan berhasil meraih juara pertama dengan hadiah Rp 10 juta.
Heri mengatakan Durian Bujang Setile merupakan durian yang masih tumbuh liar dan belum dibudidayakan, yang berasal dari Desa Matan Jaya, Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara.
“Sejak dahulu durian tersebut memang merupakan durian favorit masyarakat, namun masih kurang diperkenalkan secara lebih luas,” ungkapnya.
Durian bujang setile memiliki ukuran tidak terlalu besar, dan memiliki warna jingga dengan daging buah yang sangat tebal dan bertekstur kering, serta memiliki rasa manis dan pahit yang seimbang menjadikannya salah satu durian terenak.
“Durian ini bahkan memiliki daya tahan aroma dan rasa yang tidak berubah meski sudah lebih dari 4 hari pasca panen masak pohon,” katanya.
Heri Muryadi berharap kekayaan alam buah lokal khas Kayong Utara dapat semakin dikenal oleh masyarakat luas dan bersaing dengan daerah lainnya.