JAKARTA – PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan berhasil boyong 8 penghargaan berbagai kategori di ajang Indonesia Green Awards (IGA) 2024 oleh La Tofi School of Social Responsibility di Hotel Kempinski Jakarta.
Tujuan dari Penghargaan ini untuk mengapresiasi perusahaan maupun perseorangan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan melalui ragam kreativitas, berprestasi dan berjasa pada lingkungan sekitar.
Termasuk 2 unit yang berlokasi di Kalimantan Barat yakni DPPU Supadio – The Promising kategori Digitalisasi Konservasi Alam oleh PR Perusahaan dengan Program Memperluas jaringan konservasi melalui Mangrove Digital Patra Berdikari dan Integrated Terminal Pontianak – The Promising kategori Menghitung Jejak karbon dengan Program Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa (Kawistha).
“Perusahaan BUMN dan swasta, serta para tokoh berpengaruh yang menjamah bumi dengan tangannya untuk berangsur pulih. Sehingga umat manusia bisa bernafas menghirup oksigen gratis dan berlimpah. Bencana alam pun akan menjadi berkurang. Kita perlu kolaborasi terus menerus untuk melahirkan inovasi dalam konservasi alam,” jelas chairman La Tofi School of Social Responsibility, pada acara penugerahan yang berlangsung meriah.
Program Mangrove Digital Patra Berdikari berfokus pada pengembangan wisata berbasis konservasi alam melalui integrasi antara desa wisata dan ekowisata yang menjadi potensi wilayah tersebut.
Penghargaan yang diberikan untuk kategori Mengembangkan Wisata Konservasi Alam ini dilaksanakan agar terciptanya kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan dan optimalisasi potensi lokal masyarakat untuk menjadi daya tarik wisata sekaligus mendukung upaya konservasi alam yang ada.
Selanjutnya, Kategori perhitungan karbon yang diikuti Kawistha dalam IGA 2024 melalui Pembuatan benang untuk kain tenun yang memanfaatkan sisa dari pohon pisang juga mesin yang sudah dibuat dengan pemanfaatan pohon pisang yang tidak produktif atau sudah panen sebanyak rata – rata 120Kg per bulan.
Sebanyak 60 liter air residu dari pengolahan benang pelepah pisang dimanfaatkan untuk menjadi pupuk organik cair yang digunakan untuk penyubur tanah, serta 20 kg ampas pelepah pisang digunakan untuk pakan ternak ruminansia (sapi dan kambing).
Dalam setahun diproyeksikan terdapat pengolahan pelepah pisang sebanyak 1440 Kg per tahun. Proses pengolahan limbah ini berpotensi mereduksi emisi gas karbondioksida (CO2) dan metana (CH4) yang dihasilkan dari kegiatan pembakaran sampah oleh masyarakat.
Ahmad fairuz Nurwendi, Integrated Terminal Manager Pontianak menyampaikan terimakasih atas penghargaan yang diberikan.
“Terima kasih kepada The La Tofi School of CSR yang telah memberikan penghargaan kepada kami. Semoga kegiatan inovasi sosial ini berdampak baik dengan terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat dalam pengelolaan pohon pisang, serta peningkatan pendapatan masyarakat dikarenakan harga jual kain yang semakin premium karena memakai bahan organik,’’ tuturnya.