Aksaraloka.com, SINTANG-Aipda Syamsuri, anggota Polres Sintang telah mengambil langkah bersejarah dengan meluncurkan inisiatif untuk membangun kembali dan merawat situs peninggalan sejarah Kerajaan Sepauk.
Upaya ini berlokasi di Dusun Tebelian, Desa Tanjung Ria, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, pada Senin (10/3/2025).
Inisiatif Aipda Syamsuri ini bertujuan untuk melestarikan budaya dan sejarah lokal yang menjadi warisan nenek moyang.
Situs Kerajaan Sepauk, yang memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi, mencerminkan kekayaan sejarah yang perlu dijaga untuk generasi mendatang.
Melalui kerjasama dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan pelajar setempat, Aipda Syamsuri berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan peninggalan sejarah.
“Kami ingin masyarakat mengenal dan menjaga sejarah yang ada di sekitar mereka. Peninggalan ini bukan hanya milik satu orang, tetapi milik kita semua sebagai bagian dari sejarah bangsa,” ucapnya.
Aipda Syamsuri mengungkapkan bahwa tindakan ini adalah bagian dari komitmennya untuk tidak hanya menjalankan tugas kepolisian, tetapi juga berkontribusi terhadap pembangunan sosial dan budaya di Sintang.
“Saya berharap dengan adanya revitalisasi ini, masyarakat lebih mengenal dan mencintai sejarahnya sendiri. Mari kita jaga dan lestarikan warisan yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita,” katanya
Lanjut Syamsuri bahwa sebagai bangsa yang besar, bangsa yang mengingat sejarah ketika kita lupa sejarah berarti kita lupa dengan bangsa, yang kedua ini untuk mengingat sejarah pemimpin tumbang anoi.
Adanya sejarah disini seperti arca, makam raja, batu telapak kaki, batu babi, batu siwa dan aji melayu dan masih banyak sekali prasasti sejarah di komplek tersebut yang dia real seluas 2 hektare ini awalnya tidak tersentuh puluhan tahun lamanya. Dengan campur tangan Syamsuri akhirnya situs tersebut mulai tersentuh.
Situs sejarah yang dimaksud adalah situs sejarah Kerajaan Sepauk dan makan Raja Laksamana Lang Laut yang merupakan raja sepauk yang tentunya memiliki nilai historis tinggi bagi masyarakat Sepauk.
Sayangnya, akibat kurangnya perawatan dari ahli waris dan perhatian dari pemerintah, kondisi situs itu mengalami kerusakan bahkan sudah terkepung hutan rimba
Aipda Syamsuri merasa terpanggil untuk menyelamatkan peninggalan bersejarah Kabupaten Sintang tersebut.
“Situs ini bukan hanya saksi sejarah, tetapi juga bagian dari identitas budaya kita. Jika dibiarkan terus rusak, kita akan kehilangan warisan berharga, dan anak muda sebagai penerus bangsa ini tidak akan tahu sejarah Sintang ini,” ujarnya.
Gapura pintu masuk area Situs Kuta Raja makam Raja dan Keluarga di Desa Tanjung Ria Kecamatan Sepauk.
Dengan menggandeng Pemerintah Desa Tanjung Ria, tokoh masyarakat, pemuda, dan masyarakat Desa Tanjung Ria, Aipda Syamsuri mulai mengorganisir aksi pembersihan area situs bersejarah tersebut yang diberi nama Area Situs Kuta Raja, Makam Raja dan Keluarga.
Mulai dari renovasi makam raja yang sudah Laksamana Lang Laut yang sudah mengalami kerusakan, pembangunan akses jalan masuk makam dan jalan alternatif bagi masyarakat saat terjadi banjir.
Selain itu, Aipda Syamsuri bersama dengan Masyarakat Sepauk berharap kedepannya, Situs bersejarah yang terbengkalai tersebut mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten Sintang sebagai restorasi lebih lanjut.
Langkah berani ini mendapatkan apresiasi dari banyak pihak, termasuk pemerintah desa setempat dan para pemangku lainya.
Kepala Desa Tanjung Ria, Johansah memberikan dukungan penuh atas inisiatif ini dan mendorong masyarakat untuk terlibat dalam setiap kegiatan pemeliharaan situs sejarah.
“Upaya seperti ini adalah bentuk cinta tanah air dan tanggung jawab kita bersama dalam menjaga warisan budaya,” ujarnya.
Kegiatan perawatan dan pembangunan kembali situs ini diharapkan akan memberi dampak positif tidak hanya dalam pelestarian sejarah, tetapi juga dalam meningkatkan pariwisata di daerah tersebut.
Dengan melibatkan generasi muda dalam kegiatan ini, diharapkan pengetahuan dan kecintaan terhadap sejarah dapat diteruskan kepada generasi berikutnya.
Inisiatif Aipda Syamsuri tidak hanya menunjukkan kepeduliannya sebagai anggota kepolisian, tetapi juga sebagai masyarakat.
Johansah mengungkapkan kebanggaannya atas inisiatif yang dilakukan oleh Ipda Samsuri. “Kami sangat mendukung dan siap membantu semaksimal mungkin.
Semoga upaya ini bisa mengembalikan kejayaan situs bersejarah di Kecamatan Sepauk ini dan menjadikannya sebagai daya tarik wisata di kabupaten Sintang,” katanya.
Gerakan ini menjadi contoh bahwa kepedulian terhadap sejarah tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama.
Dengan semangat gotong royong, diharapkan situs ini bisa kembali menjadi kebanggaan masyarakat dan generasi muda penerus bangsa.
“Memang betul situs ini sudah lama tak tersentuh dan dirawat oleh ahli waris, dan pemerintah juga mungkin tidak memiliki anggaran. Oleh sebab itu Kami sebagai Warga Sepauk mengucapkan terimakasih kepada Polri khususnya Polres Sintang yang sudah menggerakkan anggotanya untuk berkontribusi memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat sepauk, yang sudah membuka mata mengingatkan para kaula muda agar tidak lupa dengan Sejarah,” ungkap Kades.
Hal senada Juga disampaikan Temenggung Adat Dayak Kabupaten Sintang, FX Teruman, menyampaikan ucapan terimakasih kepada Kapolri, Kapolda dan Kapolres Sintang khususnya kepada Aipda Syamsuri yang sudah peduli terhadap situs bersejarah di kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Ipda Samsuri yang sudah rela berkontribusi untuk membangun makam tua ini, yang maka makam ini merupakan situs Sejarah makam raja laksamana Lang Laut, yaitu raja sepauk yang ikut serta membela kemerdekaan RI dan ikut terlibat dalam pertemuan di tumbang anoi tahun 1894 untuk mempersatukan masyarakat adat dayak dan adat melayu di wilayah kalimantan,” jelas Teruman.
“Sekali lagi kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada Polri yang sudah mendapat seorang anggota polisi yang memiliki kepedulian dan perhatian terhadap situs-situs budaya bersejarah yang selama ini belum tersentuh oleh pemerintah,“ ucapnya.
Situs sejarah yang dimaksud adalah situs peninggalan sejarah Kerajaan Sepauk dan makam Raja Laksamana Lang Laut yang merupakan raja sepauk yang tentunya memiliki nilai historis tinggi bagi masyarakat Sepauk.
Sayangnya, akibat kurangnya perawatan dari ahli waris dan perhatian dari pemerintah , kondisi situs itu mengalami kerusakan bahkan sudah terkepung
hutan rimba.
“Situs ini bukan hanya saksi sejarah, tetapi juga bagian dari identitas budaya kita. Jika dibiarkan terus rusak, kita akan kehilangan warisan berharga, dan anak muda sebagai penerus bangsa ini tidak akan tahu sejarah Sintang ini,” ujarnya.
Bukti sejarah berdirinya Kerajaan Sintang dapat ditelusuri melalui sejumlah benda peninggalan, seperti batu lingga yang bergambar Mahadewa dan arca Nandi di Desa Tanjung Ria, Kecamatan Sepauk.