LANDAK – Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, turut melakukan penanaman pohon produktif jenis buah-buahan dalam peringatan Hari Bumi Sedunia tahun 2025, di lokasi intake PDAM Tirta Landak, kawasan pinggiran Sungai Landak, Dusun Rai, Desa Raja, Kecamatan Ngabang. Selasa, 22 April 2025, pagi.
Penanaman perdana dalam upaya penghijauan lingkungan di bantaran Sungai Landak yang bertepatan dengan peringatan Hari Bumi Sedunia yang dilakukan setiap tanggal 22 April ini, merupakan kerja sama antara jajaran Pemerintah Kabupaten Landak dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah Landak, serta sejumlah pemangku kepentingan terkait termasuk anak-anak pramuka.
Usai melakukan penanaman pohon, Bupati Landak, Karolin Margret Natasa mengatakan, tidak hanya dilakukan penanaman, namun turut dibagikan bibit pohon buah-buahan kepada warga di empat dusun di Desa Raja, terutama kepada warga di kawasan pinggiran Sungai Landak.
Keberadaan pohon menurut Karolin sangat vital dalam kehidupan, terutama dalam aspek lingkungan. Sehingga penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar bersama menjaga dan melestarikan lingkungan.
“Harapannya mudah-mudahan ini juga menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk menjaga lingkungan, menanam pohon, agar alam kembali pulih dan kita juga membantu mengurangi bencana dengan tanaman pohon yang akan menjadi penyerap air kemudian juga membersihkan udara. Sehingga pohon merupakan hal yang vital bagi kita,” ucap Karolin.
Karolin menambahkan, banyak faktor yang menyebabkan bencana alam baik banjir dan tanah longsor. Salah satunya diperparah faktor perubahan iklim maupun penyempitan dan pendangkalan sungai.
“Kami sedang melakukan komunikasi intens dengan Balai Wilayah Sungai, untuk melakukan kajian awal. Jika memang diperlukan naturalisasi, revitalisasi berkaitan dengan sungai kami bersedia untuk sebenarnya sharing biaya jika diperbolehkan,” imbuhnya.
Sebab menurut Karolin, sesuai aturan yang berlaku penanganan sungai merupakan ranah pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai. Namun sebagai pemerintah daerah, pihaknya tidak ingin hanya berpangku tangan tetapi akan terus berupaya untuk menemukan skema penanganan termasuk berharap bantuan Pemerintah Provinsi Kalbar untuk mengkomunikasikan penanganan bersama pihak terkait.
“Dan hal ini sudah kami sampaikan kepada Bapak Gubernur. Sebagai contoh sungai (Landak) kita ini melalui beberapa kabupaten bukan hanya di Kota Ngabang. Sehingga kami berharap dari Pemerintah Prplovinsi lebih proaktif untuk bisa mengumpulkan kita kabupaten/kota yang dialiri Sungai Landak dan kemudian duduk bersama pemerintah pusat,” tambahnya.
Dia menilai, paling tidak upaya yang dilakukan bisa mengurangi atau mengatasi salah satu faktor bencana alam mulai dari penyempitan hingga pendangkalan sungai. Sebab terkait cuaca hingga perubahan iklim menurutnya sudah bukan dalam ranah kemampuan.
Bupati Karolin turut menyoroti kearifan lokal masyarakat Dayak di Kabupaten Landak yang perlu untuk kembali dilakukan, yakni kebiasaan masyarakat dahulu yang menanam satu pohon saat anaknya lahir.
“Kalau ada bayi lahir, kemudian ari-arinya itu ditanam. Nah di atas ari-ari itu biasanya ditaham pohon. Kearifan lokal ini harus kita gali kembali juga jangan sampai hilang, karena kebiasaan yang baik. Sebab setiap satu anak lahir ada satu pohon ditanam. Macam-macam pohonnya, kalau dari kampung saya itu pohon kelapa. Jadi saya punya di rumah saya itu, pohon kelapa seumuran dengan anak saya,” katanya.
Selain kearifan lokal salah satunya, perlunya membangkitkan kesadaran bersama. Walaupun harus melakukan aktivitas ekonomi yang membutuhkan pembukaan lahan, namun juga harus diimbangi dengan upaya pemulihan lingkungan bersama.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Landak, Banda Kolaga menyampaikan, selain penanaman yang dipusatkan di lokasi intake PDAM Landak ini turut dilakukan penanaman pohon di beberapa sekolah.
Penghijauan juga akan berfokus pada sepanjang bantaran Sungai Landak yang berada di Desa Raja, Kecamatan Ngabang.
Lokasi penanaman buah produktif juga tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Landak selain di Kecamatan Ngabang. Yakni Kecamatan Menyuke, Banyuke Hulu, Sengah Temila, Mempawah Hulu dan Kuala Behe.
“Aksi penanaman seperti ini diharapkan mampu membangkitkan semangat kita dalam upaya pemulihan lingkungan di Kabupaten Landak agar lingkungan menjadi lebih baik di masa yang akan datang,” tuturnya.
Total luas areal penanaman di seluruh lokasi menurut Banda Kolaga, mencapai kurang lebih 40 hektare.
Pemilihan tanaman produktif juga dilakukan dengan harapan kedepan bisa menjadi penambah pendapatan atau untuk konsumsi warga, diantaranya jenis pohon alpukat, mangga dan lain-lain.
“Ini juga akan mengejar ke seluruh kecamatan, kita berusaha untuk memenuhi bersama KPH Wilayah Landak. Mengapa kegiatan ini kami lakukan, salah satunya juga untuk mengurangi terjadinya paling tidak polusi, banjir,” jelasnya lagi.
Bersama pihak terkait, DLH Landak juga akan terus berupaya merehabilitasi lahan-lahan kritis terutama di kawasan hulu aliran sungai yang sering terjadi bencana alam.