Aksaraloka.com, SINGKAWANG-Di sebuah ruko sederhana di Jalan Pelita, Singkawang, suara jeritan tertahan terdengar malam itu.
Sabtu, 17 Mei 2025, sekitar pukul 22.00 WIB, dua warga—MA (26) dan AI (34)—menjadi korban penganiayaan brutal yang menyeret nama satu kelompok misterius: Buser Rentcar Nasional (BRN).
Malam itu, MA dan AI sedang menuju suatu alamat ketika laju mereka dihentikan oleh sekelompok orang.
Tak banyak bicara, para pria itu menghajar, lalu menyeret mereka ke dalam mobil.
Di dalam kendaraan, pemukulan berlanjut, dan puncaknya, keduanya dibawa ke kantor LIZ Rental Mobil. Bukan untuk urusan sewa-menyewa, melainkan untuk diinterogasi dan dianiaya seperti dalam skenario film gelap.
Keesokan siangnya, MA dengan sisa tenaga melarikan diri. Ia memanjat jendela lantai dua, tubuhnya lebam, pikirannya remuk.
Ia kembali ke kamar kos dengan trauma berat, lalu melapor ke pihak kepolisian.
Polres Singkawang tak tinggal diam. Tim Opsnal Sat Reskrim bergerak cepat. Hasil penyelidikan menunjukkan para pelaku terafiliasi dengan BRN Kalimantan Barat.
Tiga pria (R, A, dan A) serta satu wanita (E) diamankan dari lokasi yang sama, kantor LIZ Rental, tempat penyiksaan itu berlangsung.
Seorang pelaku lain, W alias J, ditangkap terpisah di Pontianak oleh Ditreskrimum Polda Kalbar.
Kombes Pol Dr. Bayu Suseno, Kabid Humas Polda Kalbar, menyebut tindakan BRN ini tak lebih dari premanisme berkedok “buser”.
“Ini bukan penegakan hukum. Ini pemaksaan kehendak. Ini kekerasan,” tegas Bayu.
Ia menghimbau warga untuk tidak diam. “Premanisme tak akan tumbuh jika dilawan bersama,” ajaknya.