banner 468x60
Aksara Landak

Bupati Karolin Tanam Perdana Jagung Program Ketahanan Pangan di Lahan 20 Hektare

×

Bupati Karolin Tanam Perdana Jagung Program Ketahanan Pangan di Lahan 20 Hektare

Sebarkan artikel ini

LANDAK – Pemerintah Kabupaten Landak memulai penanaman perdana jagung pada lahan seluas 20 hektare yang merupakan program ketahanan pangan, di lahan PTPN IV, Dusun Tenggalong, Desa Amboyo Inti, Kecamatan Ngabang. Kamis, 22 Mei 2025, pagi.

Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, yang tiba di lokasi langsung melakukan penanaman jagung menggunakan alat rotavator jagung bersama Sesditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Ahmad Musyafak, yang juga merupakan Penanggung Jawab Swasembada Pangan Kalbar, serta diikuti Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kalbar, Florentinus Anum, Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian Kalbar, Kepala Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak.

Termasuk diikuti jajaran forkopimda baik Wakil Ketua DPRD Landak, Ezra Geovani, Kapolres, Dandim 1210/Landak, Kepala Kejaksaan Negeri, Kepala Pengadilan, para kepala OPD, Manajer PTPN IV Ngabang, Kepala BPS Landak, jajaran forkopincam hingga para kelompok tani.

Dalam sambutannya di hadapan petani usai menanam jagung, Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, menekankan pentingnya ketahanan pangan daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, baik pada komoditas padi maupun jagung.

“Pertanian itu sangat strategis pertama ketahanan pangan, berkaitan dengan kedaulatan suatu bangsa. Makanya kita di Kalimantan dengan tanah yang ada ini mari kita manfaatkan semaksimal mungkin. Saya bersama seluruh jajaran pemerintah akan terus berupaya untuk mendorong, karena kita memang perlu terus mendorong bidang pertanian untuk kedaulatan pangan,” tuturnya.

Untuk itu disampaikannya, sejak menjadi Bupati Landak di periode pertama dirinya mendorong petani untuk menanam jagung karena melihat peluang dari masih tingginya nilai impor jagung.

“2017 awal kami menjabat bupati produksi kita lima ton per tahun. Karena ada juga peremajaan sawit rakyat waktu itu di Kecamatan Ngabang, untuk menambah penghasilan petani kita perkenalkan jagung dengan sebagai pro dan kontra. Akhirnya di akhir jabatan kami di tahun 2022 itu produksi bisa mencapai 54 ribu ton per tahun dari 5000 ton per tahun,” ucapnya.

Bupati Karolin juga menekankan pentingnya memikirkan pertanian dari hilir hingga hulu, mulai masa tanam hingga pemasaran.

Untuk itu dikatakannya subsidi harus tepat sasaran, karena menurutnya petani akan sangat berat jika tidak ditopang subsidi.

Dia juga meminta para petani agar terus bersemangat menanam walaupun dengan berbagai tantangan yang ada.

Sebab saat ini ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas pemerintah terutama oleh Presiden RI, untuk mempersiapkan potensi terjadinya krisis pangan dunia.

Bahkan saat ini semua pihak termasuk Polda Kalbar yang dikatakannya telah menginisiasi mendatangkan investor yang membangun pabrik jagung di Kabupaten Bengkayang.

“Sehingga tidak perlu khawatir kemana jagungnya akan dijual,” imbuhnya.

Sementara saat diwawancara terkait lahan jagung yang baru ditanam seluas 20 hektar tersebut, dikatakan Bupati Karolin, bahwa ini merupakan lahan demplot yang akan menjadi percontohan bagi para petani.

Untuk itu Karolin meminta penanggungjawab lahan untuk terus memantau perkembangan tanaman jagung yang akan menggunakan perawatan SOP Kepolisian tersebut.

“Nanti kita lihat apakah cocok ditempatkan disini. Karena Demplot itu pada hakekatnya kita menerapkan desuatu yang baru, kalau memang baik dan cocok dengan tempat ini maka bisa dijadikan tempat belajar oleh petani yang lain,” ucapnya.

Karolin berharap, provitasnya di lahan tersebut bisa mencapai enam hingga tujuh ton dengan upaya-upaya yang nantinya dilakukan.

Sementara Sesditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Ahmad Musyafak, menyebut, dengan potensi yang ada saat ini termasuk dengan capaian luas tambah tanam yang ada, Kabupaten Landak bisa menjadi sentra baru penghasil komoditas jagung yang tinggi meskipun saat ini telah menduduki peringkat kedua setelah Kabupaten Bengkayang.

“Kita berharap Landak itu menjadi sentra produksi jagung baru di Kalbar. Sekarang yang sangat besar kan Bengkayang, terutama daerah Sanggau Ledo, Seluas dan sekitarnya. Itu 70 persen-an untuk kebutuhan Kalbar, di sini (Landak) hampir 15 persen,” jelasnya.

Pemanfaatan lahan dengan menanam jagung diantara tanaman sawit atau tumpang sari seperti yang dilakukan di lahan PTPN IV di Landak ini menurutnya memiliki potensi yang besar.

“Mau dikembangkan sampai 30 ribu hektare pun bisa tinggal perlu program mendukung itu,” tuturnya.

Dia optimistis Kabupaten Landak akan terus mampu meningkatkan produksi jagung hingga mampu mendukung kebutuhan Kalimatan Barat hingga 25 persen bahkan lebih.