AKSARALOKA.COM, PONTIANAK – Sabtu siang yang terik itu berubah menjadi mimpi buruk bagi penghuni Rumah Susun Dinas TNI AD di Kompleks Asrama Hidayat, Jalan Alianyang, Kecamatan Pontianak Kota. Pukul 14.00 WIB, teriakan “kebakaran!” menggema dari lantai tiga. Asap tebal menjulur dari kamar nomor 12—rumah dinas milik Sertu Rendi Rastian.
Dalam hitungan menit, kepanikan melanda. Dua prajurit, Sertu Dwi dan Sertu Hamdan, menjadi saksi pertama dari kobaran api yang mulai melahap isi kamar. Mereka bergegas: satu memutus arus listrik, satu lagi menghubungi pemadam kebakaran. Tapi upaya itu tak cukup cepat menyelamatkan semua nyawa di dalam.
Ketika pintu kamar berhasil dibuka, ditemukan tubuh kecil yang telah gosong terbakar. Muhammad Rayyan Abizar, dari Sertu Rendi, tak terselamatkan. Kakaknya, Muhammad Gaishan Revatra, selamat namun menderita luka bakar dan segera dilarikan ke RS Bhayangkara.
“Api diduga berasal dari korsleting listrik,” ujar AKP Wagitri, Kasi Humas Polresta Pontianak saat dikonfirmasi, Minggu 25 Mei 2025, pagi.
“Pukul 14.19 WIB, api berhasil dipadamkan oleh petugas damkar. Namun satu nyawa tak sempat diselamatkan,” sambung Wagitri.
Unit kamar itu kini hanyalah arang dan abu. Satu anak kehilangan hidupnya, yang lain harus menghadapi trauma panjang. Di kalangan sesama penghuni rusun, tragedi ini menyisakan luka dan peringatan: bahaya bisa datang secepat teriakan pertama itu.