Pontianak

Gerakan Wisata Bersih, Upaya Menjaga Alam dan Menumbuhkan Cinta Lingkungan Lewat Pariwisata

×

Gerakan Wisata Bersih, Upaya Menjaga Alam dan Menumbuhkan Cinta Lingkungan Lewat Pariwisata

Sebarkan artikel ini

PONTIANAK – Kawasan Tugu Khatulistiwa Pontianak yang ikonik menjadi saksi lahirnya semangat baru dalam dunia pariwisata Kalimantan Barat (Kalbar).

Di tempat itulah, Rabu (11/6), Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kalbar meluncurkan program Jelajah Rimba dan Budaya Kalbar serta Gerakan Wisata Bersih—dua gerakan yang tak hanya menyentuh sektor pariwisata, tapi juga mengajak publik untuk mencintai dan merawat lingkungan.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menyambut inisiatif ini dengan antusias.

Ia menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan wisata, sembari menyampaikan penghargaan atas peran Pemprov Kalbar dalam mendorong kolaborasi lintas sektor.

“Pontianak ini punya daya tarik kuat, bukan cuma karena posisinya di garis khatulistiwa, tapi juga kekayaan budayanya. Tapi semua itu akan kehilangan makna kalau lingkungannya rusak,” kata Edi usai melakukan penanaman pohon bersama para pemuda.

Bagi Edi, gerakan wisata bersih adalah lebih dari sekadar bersih-bersih kawasan wisata.

Ia melihatnya sebagai ruang edukasi—cara untuk menanamkan kepedulian, membangun kesadaran, sekaligus menumbuhkan tanggung jawab sosial, terutama di kalangan pemuda.

“Anak muda kita itu punya energi, kreativitas, dan semangat. Kalau mereka dilibatkan sejak awal, saya yakin perubahan bisa terjadi. Lingkungan bukan hanya soal hari ini, tapi juga soal masa depan,” tuturnya.

Di kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan, menyampaikan pesan senada.

Ia menyebut kegiatan ini sebagai langkah awal menuju pariwisata hijau yang berkelanjutan.

Tapi, kata dia, gerakan ini tidak akan cukup jika tidak disertai rasa memiliki dari masyarakat.

“Kadang kita lupa, potensi wisata itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Masyarakat juga harus punya rasa cinta. Coba lihat, di akhir pekan, Pasir Panjang penuh sampah. Itu bukan karena kurang petugas, tapi karena kita sendiri belum peduli,” ujarnya.

Ia mendorong agar masyarakat Kalbar mulai membangun ekosistem pariwisata yang kreatif, inovatif, dan kolaboratif—tiga kata kunci yang menurutnya bisa mengubah wajah pariwisata Kalbar secara menyeluruh.

“Di tempat lain, sampah bisa jadi peluang. Di Jawa, ranting pun bisa diolah. Sementara kita di sini terlalu dimanjakan oleh alam yang indah, tapi lupa menjaga,” tambahnya.

Kepala Disporapar Kalbar, Windy Prihastari, menjelaskan bahwa gerakan ini adalah lanjutan dari kampanye yang sebelumnya telah dilakukan di Mempawah.

Namun, kali ini pendekatannya lebih menyentuh sisi edukasi dan pelibatan komunitas.

“Ini bukan hanya soal pariwisata, tapi juga soal bagaimana anak muda bisa jadi pendorong perubahan. Kita ingin membangun wisata yang tidak hanya menarik, tapi juga bertanggung jawab,” jelas Windy.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, dilakukan pula penanaman 150 bibit pohon oleh para pejabat dan pemuda. Langkah kecil yang diharapkan tumbuh menjadi gerakan besar.

Jelajah Rimba dan Budaya Kalbar serta Gerakan Wisata Bersih merupakan bagian dari visi pembangunan Kalbar 2025–2029 yang inklusif, hijau, dan berdaya saing.

Gerakan ini dirancang untuk membentuk wajah pariwisata baru: yang lestari, ramah lingkungan, dan melibatkan semua generasi.