PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak terus memacu pertumbuhan sektor ketenagakerjaan lewat pelatihan vokasional dan percepatan investasi.
Langkah ini menyusul tren positif penurunan angka pengangguran terbuka yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengungkapkan, tingkat pengangguran terbuka di Pontianak turun dari 8,92 persen pada 2023 menjadi 8,29 persen di 2024.
Data tersebut dipaparkan dalam Rapat Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Ketenagakerjaan Triwulan II bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan akademisi Universitas Tanjungpura, Kamis, 19 Juni 2025.
“Tren ini positif, tapi kita tetap perlu satu persepsi soal definisi pengangguran terbuka, termasuk batas usia kerja dan status pendidikan,” ujar Edi usai rakor di Pontive Center.
Dalam forum itu, BPS menjelaskan survei ketenagakerjaan mencakup penduduk usia 15 tahun ke atas, tidak termasuk pelajar dan mahasiswa.
Sekitar lima ribu lulusan baru tiap tahun dari Universitas Tanjungpura disebut sebagai bagian dari angkatan kerja potensial yang perlu dipetakan secara akurat.
Edi menyoroti pentingnya data sektor informal seperti tukang dan juru parkir.
“Data rinci dibutuhkan untuk merancang kebijakan yang tepat sasaran,” katanya.
Untuk menekan pengangguran, kata Edi, Pemkot mengandalkan pelatihan keterampilan bersertifikat, mulai dari servis AC, barber shop, menjahit, hingga keterampilan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja.
“Kita siapkan tenaga kerja yang siap pakai, bahkan untuk pasar kerja luar kota, luar provinsi, sampai luar negeri,” ucapnya.
Sebagai kota jasa dan perdagangan tanpa industri besar, Pontianak bertumpu pada kualitas sumber daya manusia. Karena itu, Pemkot terus membuka jalan investasi.
“Perizinan harus cepat, mudah, murah, efisien. Jangan sampai investor lari gara-gara birokrasi,” tegasnya.
Bahkan, Edi membuka opsi pelayanan perizinan sistem jemput bola agar realisasi investasi bisa lebih cepat dan menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal.