banner 468x60
INFO PEMPROV KALBAR

Norsan Kukuhkan Pengurus Pagar Jati Kalbar, Dorong Sinergi Ekonomi dengan Jawa Timur

×

Norsan Kukuhkan Pengurus Pagar Jati Kalbar, Dorong Sinergi Ekonomi dengan Jawa Timur

Sebarkan artikel ini

PONTIANAK – Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan secara resmi mengukuhkan Pengurus Paguyuban Arek Jawa Timur (Pagar Jati) Kalbar periode 2025–2030. Prosesi pengukuhan berlangsung di Istana Rakyat (Pendopo Kalbar), Jumat (11/7/2025) malam.

Dalam kesempatan tersebut, Machrus Effendy resmi dilantik sebagai Ketua Pagar Jati Kalbar.

Acara turut dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, beserta istri Arumi Bachsin, Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan, Sekda Kalbar dr. Harisson, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, serta sejumlah pejabat daerah dan tokoh lintas etnis.

Usai pelantikan, Gubernur Norsan menyampaikan harapan agar keberadaan Pagar Jati bisa berkontribusi dalam pembangunan daerah dan mempererat hubungan antardaerah, khususnya Kalbar dan Jatim.

“Arek Jawa Timur yang ada di Kalimantan Barat diharapkan dapat bekerja maksimal dalam organisasi serta berkontribusi langsung untuk masyarakat. Kita ingin kerja sama yang bersifat mutualistik terus dikembangkan,” ujarnya.

Menurutnya, sinergi antara Kalbar dan Jatim dapat menyasar banyak sektor, salah satunya perdagangan.

Ria Norsan menyebut potensi saling melengkapi antara dua daerah, seperti pasokan beras dari Jatim dan pengiriman crude palm oil (CPO) dari Kalbar.

“Kalau di Jawa Timur produksi berasnya tinggi, bisa kita datangkan ke Kalbar. Sebaliknya, CPO dari Kalbar bisa diolah jadi minyak goreng di Jawa Timur,” jelasnya.

Jatim–Kalbar Miliki Potensi Kolaborasi Besar

Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak, menyambut baik ajakan kerja sama tersebut. Ia menegaskan pentingnya membangun kemitraan antara dua provinsi yang memiliki karakteristik berbeda namun saling melengkapi.

“Jawa Timur dengan 42 juta penduduk memiliki potensi besar dari sisi sumber daya manusia. Sementara Kalimantan Barat punya keunggulan geografis dan kekayaan sumber daya alam,” kata Emil.

Emil juga menyoroti posisi strategis Kalbar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan berada di jalur perdagangan internasional.

“Kalbar punya potensi besar sebagai gerbang baru Indonesia ke pasar global. Posisi geografisnya yang strategis di jalur pelayaran dari Selat Malaka ke Samudera Pasifik membuatnya ideal untuk dikembangkan, termasuk melalui pelabuhan internasional dan smelter pengolahan bauksit,” paparnya.

Ia menambahkan, komoditas unggulan Kalbar seperti bauksit, alumina, dan hasil perkebunan perlu diproses secara hilir di Kalimantan Barat untuk menciptakan nilai tambah sebelum dikirim ke wilayah lain, termasuk Jawa Timur.

“Kita harus mengakhiri era kirim bahan mentah ke Jawa. Sekarang kita bangun dari daerah. Ini bagian dari transformasi Indonesia yang tidak lagi Jawa-sentris, tapi Indonesia-sentris,” tegasnya.

Emil menggarisbawahi bahwa kolaborasi lintas wilayah harus dibingkai dalam semangat persaudaraan, seperti yang diusung oleh Paguyuban Pagar Jati.

“Semoga setelah ini, persahabatan dan sinergi antara masyarakat Jawa Timur dan Kalimantan Barat semakin erat dan membawa manfaat nyata bagi kedua belah pihak,” tutupnya.