PONTIANAK – Diare masih menjadi keluhan pencernaan yang umum dialami berbagai kelompok usia.
Gejalanya—seperti buang air besar berulang, mulas, hingga tubuh lemas—sering membuat penderita tergesa-gesa mengonsumsi antibiotik. Padahal, langkah tersebut bisa berdampak negatif jika tidak tepat.
Menyikapi hal itu, RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak mengedukasi pasien dan pengunjung terkait pentingnya penggunaan antibiotik secara bijak, terutama dalam penanganan diare, Rabu (16/7/2025).
Apoteker RSUD SSMA, Bonita Dewi Anggraini, S.Farm, menekankan bahwa sebagian besar kasus diare bersifat ringan dan dapat sembuh tanpa antibiotik dalam waktu tiga hari.
“Antibiotik hanya efektif untuk diare yang disebabkan infeksi bakteri. Jika penyebabnya virus, obat tersebut tidak akan membantu,” ujarnya.
Ia mengingatkan, konsumsi antibiotik harus melalui resep dan pengawasan dokter. Penggunaan sembarangan tak hanya memicu efek samping, tapi juga bisa menimbulkan resistensi antibiotik.
“Penggunaan yang tidak rasional bisa merusak keseimbangan bakteri baik dalam usus, bahkan memperburuk gejala diare,” jelasnya.
Bonita menyarankan pasien fokus pada perawatan mandiri, seperti menjaga asupan cairan, mengonsumsi oralit, serta menghindari susu tinggi laktosa, alkohol, kafein, dan makanan pedas atau asam selama masa diare.
“Jika diare berlangsung lebih dari tiga hari atau disertai gejala berat seperti darah pada tinja, demam tinggi, atau nyeri perut hebat, segera periksa ke dokter,” pungkasnya.