KUBU RAYA — Presiden Joko Widodo telah lengser, tapi program ekonomi kerakyatan tak berhenti. Hari ini, Senin 21 Juli 2025, Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Peluncuran dipusatkan di Klaten, Jawa Tengah, dan digelar serentak di seluruh Indonesia. Di Kalimantan Barat, acara dihelat secara virtual di Desa Jeruju Besar, Kabupaten Kubu Raya.
Prabowo menyebut koperasi sebagai alat perjuangan rakyat kecil menghadapi dominasi korporasi besar.
“Ini bukan usaha kecil. Ini usaha besar. Koperasi adalah simbol kedaulatan ekonomi,” ujar Prabowo dalam pidatonya.
Ia menyindir keras sistem ekonomi yang disebutnya terlalu berpihak pada segelintir elite.
“Kemerdekaan bukan hanya punya DPR dan lagu kebangsaan. Negara merdeka adalah negara yang bisa beri makan rakyatnya,” katanya.
Data pemerintah mencatat, dari 81.140 koperasi yang sudah terbentuk, sebanyak 80.048 sudah berbadan hukum.
Prabowo menunjuk Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan sebagai Ketua Satgas percepatan program ini. Targetnya ambisius: satu koperasi di setiap desa dan kelurahan di Indonesia.
Presiden menyoroti problem klasik pertanian yang tak pernah usai: harga gabah anjlok saat panen, mangga membusuk karena tak terdistribusi, petani yang terus-terusan terlilit utang rentenir.
“Ini harus dipotong. Dan hanya bisa dipotong lewat langkah besar. Salah satunya koperasi,” ujarnya.
Koperasi Jadi Andalan Baru Ekonomi Desa
Gubernur Kalbar Ria Norsan menyambut pembentukan 2.143 koperasi di wilayahnya. Ia menyebut koperasi sebagai tulang punggung baru ekonomi masyarakat desa.
“Kami akan bantu pendanaan dan peralatan. Harapannya, koperasi bisa jaga harga sembako dan menyejahterakan warga,” katanya.
Norsan juga menyoroti perbaikan sistem distribusi dan tata kelola agraria.
Ia mengklaim, kini Bulog siap menampung semua gabah kering dan basah dari petani Kalbar dengan harga Rp 6.500 per kilogram. “Petani tak lagi tergantung tengkulak. Sistemnya lebih rapi,” ujarnya.
Ia juga menyebut kontribusi sejumlah tokoh lokal seperti Gineng dan Bowo dalam membenahi rantai distribusi dan struktur kelembagaan ekonomi desa.
Jeruju Besar Jadi Percontohan
Di Kalbar, Koperasi Desa Merah Putih Jeruju Besar ditunjuk sebagai model percontohan.
Ketua koperasi, Husni, menceritakan bagaimana koperasi itu berkembang dari 70 anggota menjadi 359 orang.
Dana Rp 39 juta berhasil dikumpulkan dari simpanan pokok, wajib, dan sukarela.
“Dari tabungan rakyat, koperasi ini tumbuh,” ujar Husni. Ia menyebut koperasinya kini didukung sejumlah mitra strategis: i.d Food, Pupuk Indonesia, Bank Mandiri, BRI, dan BNI.
Dengan peluncuran masif ini, pemerintah berharap koperasi tak hanya menjadi lembaga ekonomi, tapi juga pilar kedaulatan desa.
“Bangsa besar harus berpikir besar. Kita tidak bisa menunggu,” tegas Prabowo.