banner 468x60
Melawi

Cegah Konflik Sosial Berdimensi Agama, Kemenag Melawi Gelar FGD di Dengan Tokoh Agama dan Ormas

×

Cegah Konflik Sosial Berdimensi Agama, Kemenag Melawi Gelar FGD di Dengan Tokoh Agama dan Ormas

Sebarkan artikel ini

AKSARALOKA.COM, NANGA PINOH-Guna mencegah konflik sosial berdimensi agama Kantor Kementerian Agama Kabupaten Melawi menggelar Focus Group Discussion (FGD) Senin (22/7), di Aula Panorama Alam Melawi.

Kegiatan yang dibuka oleh plt kepala kantor kementerian agama Kabupaten Melawi, H Fazli Aminuddin ini, dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga perwakilan organisasi kemasyarakatan (ormas) di wilayah Kabupaten Melawi.

“Konflik seringkali lahir bukan semata-mata karena perbedaan agama, tetapi karena faktor sosial, ekonomi, bahkan hal-hal kecil yang kemudian berkembang menjadi masalah besar. Karena itu, kita harus memiliki kesadaran untuk melakukan deteksi dini, agar persoalan bisa segera diselesaikan sebelum meluas,” ujar H. Fazli.

Ia juga menambahkan bahwa salah satu akar masalah yang memicu konflik adalah fanatisme berlebihan dan ketidakmampuan menerima perbedaan.

“Konflik bisa muncul ketika ada pihak yang merasa paling benar, baik secara individu maupun kelompok. Jika kita tidak bisa menghargai perbedaan dan menahan ego, maka gesekan kecil dapat berkembang menjadi konflik yang lebih luas, bahkan berpotensi memecah kerukunan umat beragama,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia FGD, H. Desi Asiska, dalam laporannya mengungkapkan bahwa konflik keagamaan di masyarakat seringkali bermula dari persoalan yang terkesan sepele.

“Beberapa kasus konflik keagamaan yang kita pelajari bermula dari masalah yang sederhana, misalnya perkelahian antar anak muda. Karena mereka berbeda suku, konflik kecil ini kemudian merembet dan dibawa ke isu agama. Hal seperti ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa penyelesaian konflik harus dilakukan dengan cepat dan bijak,” jelas H. Desi.

Ia berharap melalui FGD ini, para peserta dapat merumuskan rekomendasi strategis yang dapat dijadikan rujukan dalam mengantisipasi konflik di kemudian hari.

“Kita ingin hasil dari diskusi ini bukan sekadar wacana, tetapi menjadi pegangan bersama untuk membangun komunikasi, koordinasi, dan langkah-langkah pencegahan yang nyata,” tambahnya.

Acara berlangsung dalam suasana dialogis. Para peserta dari berbagai kalangan aktif memberikan pandangan dan berbagi pengalaman terkait upaya pencegahan konflik.

Forum ini juga menjadi ajang untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang damai, harmonis, serta bebas dari potensi konflik keagamaan.

Deteksi dini menjadi kata kunci dalam kegiatan ini. Dengan memahami faktor penyebab konflik sejak awal, diharapkan para tokoh masyarakat dan tokoh agama dapat segera mengambil langkah mediasi, memberikan edukasi, serta mendorong penyelesaian secara damai tanpa harus melibatkan kekerasan.