banner 468x60
Ekonomi

Kalbar Tuan Rumah FESyar KTI 2025, Dorong Potensi Ekonomi Syariah

×

Kalbar Tuan Rumah FESyar KTI 2025, Dorong Potensi Ekonomi Syariah

Sebarkan artikel ini

AKSARALOKA.COM, PONTIANAK – Kalimantan Barat akan menjadi tuan rumah Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Kawasan Timur Indonesia 2025 yang digelar pada 29 Agustus – 1 September di Pontianak.

Agenda ini merupakan bagian dari rangkaian menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), festival ekonomi syariah terbesar di Tanah Air.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Doni Septadijaya, menjelaskan bahwa Indonesia saat ini menempati posisi ketiga dunia dalam Global Islamic Economy Indicator dengan skor 99,9.

Target nasional adalah menjadi pusat ekonomi syariah global pada 2029 melalui penguatan rantai nilai halal, pembiayaan inklusif, serta peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.

Di Kalbar, peluang ekonomi syariah masih sangat besar. Dari 34 rumah potong hewan/unggas, baru 16 yang tersertifikasi halal dengan kapasitas baru 15 persen dari kebutuhan daging.

Sektor pariwisata halal pun berpotensi berkembang, meski dari 30 desa wisata belum ada yang bersertifikat halal, dan akomodasi syariah masih terbatas di Pontianak serta Singkawang.

Dengan mayoritas penduduk muslim 60,2 persen, permintaan produk halal di Kalbar diperkirakan mencapai Rp33,96 triliun per tahun.

Namun, masih banyak usaha kuliner yang hanya mengandalkan label mandiri tanpa sertifikasi resmi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Doni Septadijaya, menyampaikan FESyar akan melibatkan 22 provinsi dari Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, hingga Bali.

Doni menegaskan, kegiatan ini merupakan momentum besar sehingga membutuhkan dukungan luas masyarakat Kalbar.

Sebagai langkah penguatan, BI memfasilitasi sertifikasi halal bagi 300 UMKM, membentuk Pusat Informasi Halal di Pontianak, serta mendorong UMKM Kalbar masuk program Industri Kreatif Syariah (IKRA) untuk promosi di ajang nasional hingga internasional.

Selain itu, BI juga membantu sertifikasi enam rumah potong hewan, serta mendukung kemandirian ekonomi delapan pesantren melalui pelatihan, sarana usaha, dan pendampingan.