banner 468x60
Hukum dan Kriminal

Razia PETI di Bengkayang Ricuh, Polisi Sempat Ditahan Warga

×

Razia PETI di Bengkayang Ricuh, Polisi Sempat Ditahan Warga

Sebarkan artikel ini

Aksaraloka.com, BENGKAYANG – Razia Pertambangan Tanpa Izin (PETI) di kawasan Sekayok, Kecamatan Sebalo, Kabupaten Bengkayang, berakhir ricuh pada Senin (25/8/2025) sore.

Kericuhan bermula saat aparat melakukan penangkapan terhadap seorang penambang bernama Mikael, yang disebut warga sebagai tokoh panutan.

Penangkapan tersebut memicu kemarahan massa, hingga berujung pada perusakan mobil dinas aparat serta upaya main hakim sendiri.

Situasi semakin memanas ketika warga menahan sejumlah anggota kepolisian. Massa bersikeras tidak akan melepaskan aparat sebelum Mikael beserta penambang lainnya dibebaskan.

Menanggapi peristiwa itu, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus, mengingatkan pentingnya pemerintah pusat segera merespons persoalan PETI yang dinilainya bagaikan “bom waktu” di daerah.

“Pemerintah pusat perlu memberikan regulasi dan kewenangan kepada para penambang di seluruh Kalbar. Kalau tidak, kericuhan seperti di Bengkayang bisa terjadi di mana-mana, khususnya di Kalimantan Barat,” ujar Krisantus.

Krisantus mengatakan, bahwa sanggat jelas di dalam pidato kenegaraan Presiden 17 Agustus lalu, sudah disampaikan Presiden bahwa tambang rakyat harus dilegalkan dalam bentuk koperasi. Nah, ini harus segera diaplikasikan.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Bayu Suseno, enggan memberikan keterangan lebih jauh mengenai insiden tersebut.

Ia hanya menyebutkan bahwa keterangan resmi akan disampaikan oleh Polres Bengkayang dalam waktu dekat.