banner 468x60
Pontianak

Ribuan Massa Gelar Mahkamah Rakyat di Halaman Mapolda Kalbar, Ultimatum Kapolri Pecat Kapolda Kalbar dan Kapolresta Pontianak

×

Ribuan Massa Gelar Mahkamah Rakyat di Halaman Mapolda Kalbar, Ultimatum Kapolri Pecat Kapolda Kalbar dan Kapolresta Pontianak

Sebarkan artikel ini

Aksaraloka.com, PONTIANAK–Ribuan mahasiswa, masyarakat, hingga pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai daerah di Kalimantan Barat mendatangi Mapolda Kalbar, Sabtu (30/8), sekitar pukul 15.00 WIB.

Aksi besar yang digelar Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Kalbar ini berlangsung dengan sorotan tajam terhadap kinerja aparat kepolisian, khususnya Kapolda Kalbar Irjen Pol R. Srisnanto dan Kapolresta Pontianak Kombes Pol Sujono.

Koordinator Lapangan, Hafis, menyebut bahwa aksi ini merupakan bentuk keresahan rakyat Kalbar atas maraknya tindakan represif aparat di berbagai daerah.

Menurutnya, ruang demokrasi yang seharusnya dijaga justru terancam oleh tindakan kekerasan aparat yang kerap berujung pada jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka.

“Kami menuntut Kapolda Kalbar dan Kapolresta Pontianak bertanggung jawab penuh. Jika tidak, kami mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera menjatuhkan sanksi tegas,” tegas Hafis dari atas mobil komando.

Dalam aksinya, massa menggelar “mahkamah rakyat” dengan menghadirkan Kapolresta Pontianak secara simbolis di depan Mapolda Kalbar. Mereka membacakan tuntutan, antara lain:

1. Mengecam segala tindakan represif aparat di Kalbar.

2. Mendesak Kapolri menghukum tegas Kapolda Kalbar Irjen Pol R. Srisnanto.

3. Mendesak Kapolri menghukum tegas Kapolresta Pontianak Kombes Pol Sujono.

4. Menuntut aparat kepolisian tidak menggunakan instrumen yang berpotensi represif dalam aksi massa.

5. Memberhentikan Kapolda dan Kapolresta Pontianak atas kegagalan menghadapi massa aksi.

6. Menuntaskan catatan “raport merah” Polda Kalimantan Barat.

Situasi aksi berlangsung padat dengan ribuan massa yang memenuhi halaman Mapolda Kalbar.

Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, aksi masih berlangsung dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.