PONTIANAK – Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, secara resmi membuka Sepekan Festival Museum Tahun 2025 yang berlangsung di kompleks Museum Provinsi Kalimantan Barat, Senin (6/10/2025).
Festival yang akan berlangsung hingga 12 Oktober ini mengusung tema “Museum Gerbang Peradaban Nusantara.”
Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk memperingati Hari Museum Nasional pada 12 Oktober sekaligus menyambut Hari Kebudayaan Nasional yang jatuh pada 17 Oktober. Momentum ini juga bertepatan dengan peringatan HUT ke-51 Museum Provinsi Kalimantan Barat.
Dalam sambutannya, Gubernur Ria Norsan menegaskan kembali peran vital museum sebagai penjaga identitas bangsa dan penuntun arah peradaban masa depan.
“Museum bukan sekadar tempat menyimpan artefak bersejarah, melainkan ruang hidup yang merekam perjalanan panjang peradaban bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, tema “Museum Gerbang Peradaban Nusantara” dipilih untuk mengingatkan masyarakat bahwa kemajuan bangsa tidak akan pernah terlepas dari upaya menghargai dan melestarikan budaya.
Di Kalimantan Barat, museum memiliki peran strategis sebagai wadah pelestarian sejarah, budaya, serta kearifan lokal dari beragam etnis yang hidup berdampingan di Bumi Khatulistiwa.
“Museum adalah penjaga identitas bangsa, pembawa pesan dari masa lalu yang memberi pelajaran bagi masa kini, sekaligus kompas untuk menavigasi masa depan,” jelasnya.
Ruang Edukasi dan Inspirasi bagi Generasi Muda
Selama sepekan ke depan, festival ini menghadirkan berbagai kegiatan edukatif dan interaktif yang dirancang untuk memperluas wawasan masyarakat, terutama generasi muda, tentang sejarah, budaya, dan peradaban Nusantara.
Beragam agenda menarik akan digelar, di antaranya Lomba Tundang dan Pantun Berdendang, yang merupakan bagian dari warisan budaya lisan khas Kalimantan Barat.
“Kegiatan ini sangat positif sebagai ruang edukasi dan inspirasi, agar generasi muda tidak terlalu larut dalam permainan digital yang bersifat candu,” kata Ria Norsan.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, lanjutnya, mendorong kolaborasi berbagai pihak—mulai dari lembaga pendidikan hingga komunitas kreatif—untuk menjadikan museum sebagai bagian dari denyut kehidupan masyarakat.
“Kunjungi museum, pelajari isinya, dan jadikan inspirasi untuk mencipta, berkarya, serta membangun bangsa,” pungkasnya.