AKSARALOKA.COM,MELAWI-Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kalbar terus menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat kemandirian petani kopi dan menjadikan kopi sebagai ikon ekonomi baru di Kabupaten Melawi.
Komitmen tersebut tampak dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kelembagaan Pekebun Komoditi Kopi, yang berlangsung di Desa Nanga Kebebu, Kecamatan Nanga Pinoh, sejak Rabu (29/10/2025) hingga 31 Oktober 2025.

Kegiatan yang dilaksanakan di kebun kopi Liberika milik Kelompok Tani Hutan (KTH) Nanga Kebebu ini dibuka secara resmi oleh Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Melawi, Oslan Junaidi, dan menjadi momentum penting bagi para pekebun untuk memperkuat kapasitas serta daya saing komoditas unggulan daerah.
Perkuat Kapasitas Petani Kopi Lokal
Dalam sambutannya, Kepala Bidang Penyuluhan, Pengolahan, Pemasaran dan Pembinaan Usaha Perkebunan Disbunak Kalbar, Eka Julianti, menjelaskan bahwa bimtek ini bertujuan membekali para petani dengan keterampilan dan pengetahuan sesuai standar Good Agriculture Practices (GAP).
Selain itu, peserta juga mendapatkan pelatihan tentang Good Handling Practice (GHP) untuk memastikan hasil panen kopi berkualitas tinggi dan berdaya saing di pasar.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkuat kelembagaan pekebun agar mampu menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi lokal,” ujar Eka.
Ia menambahkan, potensi kopi di Kabupaten Melawi sangat besar karena didukung oleh kondisi tanah yang subur dan masyarakat yang tekun serta memiliki semangat gotong royong yang kuat.
Dorongan dari Pemerintah Daerah
Plt Kepala DLH Melawi, Oslan Junaidi, turut memberikan semangat kepada para peserta.
KMenurutnya, kegiatan ini merupakan langkah nyata untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah kopi lokal, khususnya Kopi Liberika, agar semakin dikenal luas.
“Dengan teknik pengolahan yang tepat, Kopi Liberika akan dapat menjadi ikon perekonomian baru daerah,” kata Oslan.
Ia juga menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kelestarian lingkungan.
“Tujuan akhirnya jelas, meningkatkan hasil pekebun tanpa mengorbankan kearifan lokal dan kelestarian alam,” tegasnya.

Sementara itu, Camat Nanga Pinoh, Hendra Permana, yang turut hadir, menegaskan komitmen pemerintah kecamatan untuk mendukung pengembangan Kopi Liberika sebagai komoditas unggulan daerah.
“Kami berusaha agar petani memperoleh kemudahan akses fasilitas dan bantuan dari pemerintah daerah, provinsi hingga pusat,” ujarnya.
Ia juga meminta Pemerintah Desa Nanga Kebebu untuk ikut mendukung para petani dengan mengalokasikan dana bantuan melalui APBDes 2026.
Kopi Liberika Siap Menjadi Andalan
Ketua KTH Nanga Kebebu, Saparuddin, menyampaikan bahwa kelompok tani saat ini telah menanam kopi di lahan seluas 40 hektar, dengan total 47.368 pohon.
Dari jumlah tersebut, sekitar 32 ribu pohon tumbuh di Dusun Nanga Kebebu, dan sisanya tersebar di Desa Nusa Pandau, Tebing Kerangan, Tanjung Arak, Semadin Lengkong, dan Kawasan Hutan Adat Pasak Sebaju.
“Kopi Liberika ini sudah kami tanam sejak 2023, dan sebagian pohon kini mulai berbuah, meski belum siap dipanen,” ungkapnya.
Dengan dukungan pemerintah dan semangat para petani, Kopi Liberika diharapkan akan menjadi komoditas unggulan baru Kabupaten Melawi, membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan, serta memperkuat identitas daerah di kancah kopi nasional.











