banner 468x60
Pontianak

Wali Kota Pontianak Lantik Direksi Baru PDAM, Targetkan Layanan Air 100 Persen

×

Wali Kota Pontianak Lantik Direksi Baru PDAM, Targetkan Layanan Air 100 Persen

Sebarkan artikel ini

PONTIANAK – Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono melantik direksi baru Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Khatulistiwa setelah proses seleksi yang berlangsung hampir empat bulan dan mendapat persetujuan Kementerian Dalam Negeri.

Tiga direksi yang dilantik ialah Direktur Utama Abdullah, Direktur Pelayanan Muhammad Zulhiyardi, serta Direktur Administrasi dan Keuangan Agus Darius. Sementara calon direktur teknik belum disetujui Kemendagri karena belum memenuhi persyaratan.

“Kita ingin direksi bekerja profesional. Yang utama masyarakat puas dengan layanan PDAM: aliran lancar, bersih, jernih, dan tekanannya baik,” kata Edi usai pelantikan di Aula PDAM Tirta Khatulistiwa, Selasa (2/12/2025).

Ia menyebut cakupan layanan air bersih Kota Pontianak telah mencapai 91,7 persen. Target 100 persen dinilai masih membutuhkan investasi besar, terutama karena tingkat kebocoran air mencapai 34 persen dan banyak jaringan pipa yang sudah harus diganti.

“Secara uji lab, air PDAM sudah layak minum. Tapi ketika sampai ke rumah warga, ada yang terkontaminasi bakteri E. coli atau kurang jernih. Masalah utamanya ada di pipa distribusi,” ujarnya.

Dalam dua tahun terakhir, Pemkot Pontianak mengganti sejumlah pipa di kawasan Sungai Jawi dan Perdana. Namun seluruh peremajaan jaringan diperkirakan menelan biaya lebih dari Rp1 triliun sehingga harus dilakukan bertahap.

“Semua target sudah dituangkan dalam perjanjian kinerja. Karena itu saya minta direksi fokus dan bekerja keras meningkatkan kualitas layanan air bersih,” kata Edi.

Direktur Utama PDAM, Abdullah, menyatakan pihaknya langsung bergerak memenuhi target yang ditetapkan. Hingga 2030, PDAM menargetkan cakupan layanan mencapai sekitar 97 persen melalui penambahan 19.800 sambungan rumah.

“Dengan bertambahnya pelanggan, kubikasi air meningkat sehingga kapasitas instalasi harus ditambah. Instalasi di Nipah Kuning dan Sungai Jawi Luar segera beroperasi. Kami juga menambah kapasitas di Parit Mayor, Selat Panjang, dan Sungai Jawi Luar,” jelasnya.

Ia mengatakan tantangan terbesar PDAM berasal dari kondisi alam. Tanah gambut membuat air Sungai Kapuas berubah warna saat musim hujan, sementara kemarau panjang memicu intrusi air laut di sekitar instalasi.

“Kami terus melakukan optimalisasi di lapangan,” ujarnya.

Abdullah juga mengakui pencurian air masih terjadi. Dalam sebulan ada beberapa laporan. Penanganan dilakukan secara persuasif dengan dukungan kepolisian dan TNI. “Target kami, tingkat kebocoran bisa terus ditekan,” tegasnya.

Meski demikian, komitmen menyediakan akses air bersih tetap menjadi prioritas. Sekitar 3 persen wilayah yang belum terjangkau jaringan pipa akan dilayani melalui hidran umum atau armada tangki air.

“Intinya, sesuai visi-misi pemerintah kota, layanan air bersih adalah kewajiban yang harus kami penuhi,” katanya.