banner 468x60
Sambas

Puluhan Tahun Terabaikan, Warga Desa Seranggam Sambas Keluhkan Jalan Rusak Parah

×

Puluhan Tahun Terabaikan, Warga Desa Seranggam Sambas Keluhkan Jalan Rusak Parah

Sebarkan artikel ini

Aksaraloka com, SAMBAS – Kondisi jalan utama di Desa Seranggam, Kecamatan Selakau Timur, Kabupaten Sambas, dikeluhkan warga karena rusak parah dan tak kunjung diperbaiki selama puluhan tahun.

Jalan yang dipenuhi lubang besar dan kerap tergenang air itu dinilai menghambat aktivitas harian masyarakat serta melumpuhkan perekonomian desa.

Warga menyebut kerusakan jalan telah berlangsung lebih dari 30 tahun tanpa penanganan serius dari pemerintah daerah.

Akibatnya, akses transportasi warga, termasuk anak sekolah, petani, dan pedagang, menjadi sangat terbatas.

Salah seorang warga Desa Seranggam, Erwani, mengungkapkan kekecewaannya atas minimnya perhatian pemerintah terhadap kondisi infrastruktur di wilayahnya.

“Selama puluhan tahun jalan ini rusak dan tidak ada perhatian. Kami hanya ingin merasakan kenyamanan dan keadilan pembangunan seperti desa-desa lain,” ujarnya.

Sebagai bentuk protes, warga sempat menanam batang pisang dan kelapa di tengah jalan. Namun aksi simbolis tersebut tidak mendapat respons dari pihak terkait.

“Kami sudah berusaha menyampaikan aspirasi. Tapi tidak ada tindak lanjut. Kalau sampai beberapa tahun ke depan tetap tidak dibangun, warga semakin kecewa,” kata Erwani.

Ia menegaskan, tuntutan warga sangat sederhana, yakni perbaikan jalan agar aktivitas masyarakat dapat berjalan normal.

“Kami tidak meminta bantuan uang, hanya ingin jalan diperbaiki supaya kami bisa beraktivitas dengan layak,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dusun Perbeta, Desa Seranggam, Yatim, membenarkan bahwa kondisi jalan di wilayahnya sudah rusak berat sejak lama.

Menurutnya, kerusakan tersebut berdampak langsung pada keselamatan dan ekonomi warga.

“Banyak lubang dan sering menyebabkan warga terjatuh. Anak-anak sekolah dan warga yang bekerja sangat terganggu,” ujarnya.

Yatim menambahkan, keterbatasan anggaran membuat pemerintah desa hanya mampu memperbaiki sebagian kecil ruas jalan. Selebihnya, warga terpaksa melakukan perbaikan secara swadaya.

“Perbaikan dari pemerintah hanya sekitar seratus meter. Selebihnya kami gotong royong menimbun lubang-lubang jalan,” jelasnya.

Kerusakan jalan juga menyulitkan petani sawit, padi, dan kelapa dalam mengangkut hasil panen ke luar desa, sehingga berdampak pada pendapatan masyarakat.

Warga berharap pemerintah daerah segera turun ke lapangan dan mengambil langkah nyata untuk memperbaiki akses jalan tersebut.