PONTIANAK – Setelah hampir dua tahun roboh, Jembatan Dharma Putra di Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, akhirnya kembali berdiri dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Rampungnya pembangunan jembatan tersebut disambut antusias warga yang selama ini harus menempuh akses alternatif untuk beraktivitas sehari-hari.
Jembatan Dharma Putra menjadi penghubung penting antarpermukiman warga, terutama dalam menunjang mobilitas pelajar, pekerja, serta aktivitas ekonomi masyarakat sekitar.
Dengan selesainya pembangunan jembatan baru ini, akses warga kini kembali lancar dan aman.
Ketua RT setempat, Yusi, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kota Pontianak, khususnya Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, serta pihak pelaksana pembangunan jembatan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wali Kota Pontianak Edi Kamtono dan pihak pelaksana. Jembatan ini memang sudah lama ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Sekarang warga bisa kembali beraktivitas dengan nyaman,” ujar Yusi, Senin (15/12/2025).
Hal senada disampaikan tokoh masyarakat setempat, Herman. Ia berharap keberadaan jembatan yang telah rampung tersebut dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan memperlancar akses antarwilayah.
“Semoga dengan pembangunan jembatan ini, akses masyarakat menjadi lebih mudah dan aktivitas warga semakin lancar, baik untuk keperluan ekonomi maupun sosial,” katanya.
Warga berharap Jembatan Dharma Putra yang baru dapat dijaga dan dimanfaatkan bersama sebagai fasilitas umum yang menunjang konektivitas serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Pontianak Utara.
Sementara itu, Nurhayati (39), warga Jalan Dharma Putra, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. Ia mengaku akses warga sangat terganggu sejak jembatan ambruk.
“Kasihan anak-anak sekolah, tiap hari harus mutar jauh. Kalau ada ambulans malah tidak bisa lewat. Dengan adanya perbaikan, kami tentu senang sekali,” ujarnya.
Jembatan itu sempat retak dan hanya ditambal seadanya. Namun, ketika dilalui kendaraan bertonase berat, jembatan langsung putus.
Bahasan menjelaskan, keterlambatan pembangunan lebih karena proses perencanaan dan penganggaran.
“Ini jadi evaluasi. Ke depan, agar cepat tanggap, kami akan siapkan anggaran dari Belanja Tidak Terduga (BTT),” katanya.
Sebelumnya, pemancangan tiang pertama dilakukan Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan, Rabu (3/9/2025) disaksikan Ketua DPRD Pontianak Satarudin, anggota dewan dapil Pontianak Utara, Forkopimcam, dan warga setempat.
Proyek senilai Rp1 miliar itu rampung akhir tahun. Setelah melalui tender, nilainya bisa ditekan menjadi Rp800 juta.
“Ada efisiensi Rp200 juta. Jembatan akan dibangun dengan model site pile dan beton,” ujar Kepala Dinas PUPR Pontianak Firayanta.
Ketua DPRD Pontianak Satarudin menegaskan, pembangunan ini bukti keseriusan pemerintah menanggapi aspirasi warga.
Ia menyebut, tahun ini Pontianak Utara mendapat alokasi pembangunan hampir Rp60 miliar, termasuk dana APBD dan program pusat.
“Tidak ada istilah anak kandung atau anak tiri. Pajak yang dibayar masyarakat kembali lagi dalam bentuk pembangunan,” ujarnya.
















