banner 468x60
Ekonomi

Kementan–FAO Sukses Kendalikan ASF di Kalbar Lewat Program Biosekuriti

×

Kementan–FAO Sukses Kendalikan ASF di Kalbar Lewat Program Biosekuriti

Sebarkan artikel ini
Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor-Leste memberikan penghargaan atas partisipasi aktif peternak binaan program intervensi biosekuriti komunitas untuk pencegahan ASF (CABI) yang diselenggarakan di Kalimantan Barat. (FAO/Saskia Soedarjo)

AKSARALOKA.COM, PONTIANAK – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) melalui Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases (ECTAD) Indonesia mencatat keberhasilan pelaksanaan Community African Swine Fever Biosecurity Intervention (CABI) di Kalimantan Barat.

Program ini bertujuan menekan penyebaran Demam Babi Afrika (African Swine Fever/ASF) yang sangat menular dan berdampak besar terhadap ekonomi serta ketahanan pangan.

Dengan dukungan Ministry of Agriculture, Food, and Rural Affairs (MAFRA) Republik Korea, CABI fokus melindungi peternak babi skala kecil melalui peningkatan kesadaran dan penerapan praktik biosekuriti di daerah rawan ASF.

Kalbar sendiri menjadi perhatian karena memiliki populasi babi domestik terbesar keenam di Indonesia, 80 persen di antaranya dikelola peternak kecil.

“Berkat CABI, peternak kini punya kapasitas dan perlengkapan untuk melindungi ternaknya. Keberhasilan ini mendorong pemerintah provinsi memperluas program ke daerah lain seperti Singkawang,” ujar Gubernur Kalbar Ria Norsan melalui Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan, Heronimus Hero di Hotel Mercure Kamis 14 Agustus 2025.

CABI memberikan pelatihan langsung, perlengkapan biosekuriti, serta panduan praktis yang mudah diterapkan. Program ini tidak hanya membagikan pengetahuan, tetapi juga mengubah pola pikir peternak agar proaktif mencegah ASF.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menegaskan biosekuriti kini menjadi keharusan.

“Langkah sederhana dan terjangkau terbukti efektif mencegah ASF. Ke depan, strategi ini akan diperkuat dan direplikasi secara nasional,” ujarnya.

Sementara itu, Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor-Leste, Rajendra Aryal, menyebut CABI sebagai investasi jangka panjang bagi peternak.

“Dengan kapasitas lokal yang kuat dan praktik biosekuriti berbiaya rendah, kita dapat melindungi ternak sekaligus menjamin mata pencaharian,” katanya.

Keberhasilan CABI di Kalbar menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk membangun sistem kesehatan hewan yang tangguh. Meski ancaman ASF masih ada, semakin banyak wilayah kini lebih siap menghadapinya.