Peristiwa

Soal Penggeledahan KPK di Rumahnya, Ria Norsan Jelaskan Terkait Koper dan Dugaan Kerugian Negara

×

Soal Penggeledahan KPK di Rumahnya, Ria Norsan Jelaskan Terkait Koper dan Dugaan Kerugian Negara

Sebarkan artikel ini

Aksaraloka.com, PONTIANAK – Penggeledahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali jadi sorotan di Kalimantan Barat.

Setelah rumah dinas Bupati Mempawah, giliran rumah pribadi di Gang Erlangga  Pontianak dan Pendopo Gubernur Kalbar yang digeledah tim antirasuah.

Namun, Gubernur Kalbar Ria Norsan memastikan tak ada temuan mencurigakan.

“Alhamdulillah tidak ada temuan apa-apa. Baik di Kabupaten Mempawah, rumah pribadi di Pontianak maupun di Pendopo Gubernur Kalbar. Mereka hanya membuka dan merekam kembali CCTV di tiga lokasi,” kata Norsan dalam konferensi pers di Pendopo Gubernur Kalbar, Jumat 26 September 2025.

Norsan menyebut, penggeledahan yang dilakukan tim berjumlah sembilan orang dengan tiga mobil itu berlangsung profesional dan sopan.

Bahkan saat dirinya tengah bekerja, ia sempat kaget ketika mendapati KPK sudah berada di rumahnya.

“Kurang lebih 20 menit saya turun, tim KPK sudah datang. Tidak ada yang bisa menghubungi saya karena handphone yang ada di rumah dikumpulkan di atas meja. Mereka buka berangkas, koper, semua. Koper yang diambil pun kosong, isinya cuma baju bekas saya,” bebernya.

Status Masih Saksi

Norsan menegaskan, status dirinya sampai saat ini masih sebagai saksi terkait proyek jalan Kampung Pasir–Sederam tahun 2015 di Kabupaten Mempawah.

Ia pun membantah isu yang menyebut dirinya sudah dibawa ke Polda Kalbar.

“Saya diperiksa karena saat itu saya Bupati Mempawah. Tapi status saya saksi. Kita menghormati penegakan hukum. Saya yakin mereka profesional. Ditanya, saya jawab,” jelasnya.

Soal dugaan kerugian negara Rp40 miliar, Norsan memastikan hingga kini belum ada hasil perhitungan resmi.

“Belum ada ditemukan kerugian negara. Baik itu BPK, BPKP, ataupun KPK sendiri. Rekening saya yang sempat diblokir sejak 2018 pun sudah dibuka kembali. Jadi jangan dilebih-lebihkan,” tegasnya.

Isu lain yang tak kalah ramai adalah dugaan dirinya meminta perlindungan Presiden Prabowo Subianto usai diperiksa KPK. Dengan tegas, Norsan membantah.

“Itu simpang siur pemberitaan. Saya ke Hambalang hanya untuk mengambil KTA Gerindra, bersama delapan kepala daerah lain. Selain itu memang ada undangan untuk membahas Asta Cita Presiden Prabowo. Jadi tidak ada minta perlindungan,” ujarnya.

Klarifikasi Hubungan dengan Wakil Gubernur

Tak ketinggalan, Norsan juga menanggapi isu keretakan hubungan dengan Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus.

Apalagi sempat beredar pantun Krisantus yang disebut-sebut sebagai sinyal dirinya ingin maju jadi gubernur.

“Pantun itu biasa saja. Semua orang boleh jadi gubernur. Kalau dibilang tidak harmonis, itu tidak benar. Hanya memang sudah beberapa minggu kami jarang bertemu dan jarang komunikasi,” katanya menutup.