banner 468x60
Aksara Landak

Konter Pulsa dan Pemilik Warung di Ngabang Jadi Korban Peredaran Uang Mainan

×

Konter Pulsa dan Pemilik Warung di Ngabang Jadi Korban Peredaran Uang Mainan

Sebarkan artikel ini

LANDAK – Dua pelaku usaha di Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, mengalami peredaran uang palsu berupa uang mainan mirip pecahan Rp 100 ribu terbaru, pada 7 Oktober 2025, sekitar pukul 22.00 wib.

Kedua lokasi yang tidak berjauhan tersebut yakni pemilik konter pulsa di Jalan Afandi Rani, Jalur II, tepat di depan Kantor Camat Ngabang dan pemilik toko kelontong berseberangan tidak jauh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Landak.

Pemilik Konter Pulsa, Aristo saat dikonfirmasi, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya sekitar pukul 22.00 wib, dua orang pemuda datang ke konternya mengendarai sepeda motor untuk melakukan top up saldo dompet digital.

“Kebetulan tadi malam terjadi tanggal 7 Oktober sekitar jam 10 malam, dua orang datang transaksi minta isikan dana. Saat isikan dana kami lihat gerak geriknya mencurigakan,” jelas Aristo. Rabu, 8 Oktober 2025.

Namun saat diperhatikan, kedua pemudia kira-kira berusia 20-an tahun tersebut langsung kabur meninggalkan konternya dan meletakkan uang pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu yang dilipat di atas etalase kaca.

“Saya belum sempat masukkan pin, orangnya kabur saya panggil-panggil gak noleh-noleh. Saya perhatikan uangnya ternyata uangnya ditemukan uang palsu,” ucapnya.

Dari dua lembar uang tersebut, pecahan Rp 100 ribu merupakan uang palsu bertuliskan uang mainan di sudut atas uang. Sementara pecahan uang Rp 50 ribu merupakan uang asli.

“Sekarang masih ditahan uang Rp 50 ribu, dengan harapan dia balik trus bisa ditangkap,” imbuhnya.

Selain percobaan transaksi ini, sebelumnya Aristo juga mengaku pernah mendapatkan uang palsu serupa sekitar dua bulan lalu.

Namun saat itu dirinya baru menyadari mendapat transaksi uang mainan saat akan menyetorkan uang ke setor tunai ATM.

“Awal modus pertama kami berhasil ditipu sekitar dua bulan sampai tiga bulan yang lalu,” tuturnya.

Selain di konter pulsa milik Aristo, di hari dan waktu yang tidak berbeda jauh, salah satu warung kelontong yang tidak begitu jauh dari konter tersebut juga mengalami hal serupa.

Pemilik warung dikelabui tiga pemuda yang datang bersamaan dengan sepeda motor dan bergantian berbelanja masing-masing pecahan mirip Rp 100 ribu.

Diduga, para terduga pelaku mencoba memanfaatkan kelengahan pemilik usaha yang tidak secara spesifik memperhatikan uang yang dibelanjakan.

Jika diperhatikan secara seksama, selain terdapat tulisan uang mainan, lembaran tersebut secara kasat mata cenderung lebih gelap dan mencolok. Termasuk ukurannya yang sedikit lebih kecil dari lembaran uang aslinya.