banner 468x60
INFO PEMPROV KALBAR

TPAKD Kalbar Raih Penghargaan Nasional sebagai Terbaik di Wilayah Kalimantan

×

TPAKD Kalbar Raih Penghargaan Nasional sebagai Terbaik di Wilayah Kalimantan

Sebarkan artikel ini

JAKARTA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat kembali menorehkan prestasi di tingkat nasional.

Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Kalbar meraih penghargaan sebagai TPAKD Terbaik Tingkat Provinsi Wilayah Kalimantan dalam ajang TPAKD Award 2025.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian bersama Menteri Pariwisata kepada Gubernur Kalbar, Ria Norsan, pada acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) TPAKD 2025 di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (10/10/2025).

Penilaian dilakukan oleh tim dari enam lembaga — OJK, Kementerian Dalam Negeri, Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, akademisi, dan lembaga internasional — berdasarkan capaian TPAKD Kalbar selama 2024 hingga periode 2025.

Kalbar Jadi Daerah Visioner dan Adaptif

Usai menerima penghargaan, Gubernur Ria Norsan menyebut capaian ini sebagai bukti bahwa Kalbar merupakan daerah yang visioner, adaptif, dan konsisten mendukung program nasional dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.

“Ini menjadi motivasi untuk terus memperluas program literasi dan inklusi keuangan, terutama di kalangan pelajar dan generasi muda. Dengan pengetahuan keuangan sejak dini, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang mandiri, cerdas, dan siap menghadapi tantangan ekonomi masa depan,” ujar Norsan.

Ia menambahkan, keberhasilan tersebut merupakan hasil sinergi erat antara OJK Kalbar, Bank Indonesia, dan lembaga jasa keuangan di Kalbar.

“Kami juga akan memperluas inklusi keuangan kepada UMKM, petani muda, dan sektor lain yang menjadi tulang punggung ekonomi Kalbar. Semoga penghargaan ini menjadi langkah menuju Kalbar yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing,” tambahnya.

Capaian Program TPAKD Kalbar

Sepanjang 2024, TPAKD Kalbar melaksanakan delapan tema program kerja dengan total 18 program inklusi keuangan, yang terealisasi dengan rata-rata 149,94%.

Beberapa capaian utama antara lain:

  • 1.890 desa/kelurahan memiliki titik akses keuangan melalui agen perbankan.
  • Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) mencapai 95,25% pelajar telah memiliki rekening bank, melampaui target nasional 91%.
  • Program Ayo Cerdas Berinvestasi menghasilkan 94.701 investor saham di Kalbar, meningkat 21,5% yoy, dengan 26 galeri investasi baru.
  • Peningkatan kepesertaan jaminan sosial pekerja non-upah (PBPU) mencapai 21,96%, naik tajam dari 12% pada 2023.

Selain itu, TPAKD juga menggelar 36 kegiatan literasi dan business matching yang melibatkan UMKM, perempuan, komunitas disabilitas, hingga Gerakan Pramuka melalui program “Parapreneur” dan “Cakap Keuangan Pramuka”.

Apresiasi Nasional

Kepala Eksekutif OJK, Frederica Widyasari, menyebut TPAKD kini terbentuk di 552 wilayah di Indonesia. Ia menilai Kalbar menjadi contoh sukses karena mampu mengintegrasikan kebijakan daerah dengan program inklusi keuangan nasional.

Indeks literasi keuangan Indonesia kini mencapai 66,4%, sedangkan inklusi keuangan telah mencapai 92,74%.

“Studi OECD membuktikan bahwa peningkatan literasi dan inklusi keuangan berkorelasi langsung dengan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Presiden Prabowo selaku Ketua Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) menargetkan seluruh keluarga di Indonesia memiliki rekening bank untuk memastikan efektivitas program pemerintah.

Ia juga menyoroti kesenjangan antara inklusi dan literasi keuangan yang masih 26,1%, sehingga memerlukan sinergi lintas lembaga.

“Apresiasi tinggi untuk OJK dan perbankan yang menjadi motor utama mendampingi TPAKD di seluruh daerah. Ke depan, sektor perbankan harus terus memperkuat pembiayaan produktif, terutama untuk UMKM,” ujar Airlangga.

Program unggulan seperti Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) telah menyalurkan Rp46,71 triliun kepada 1,7 juta debitur, serta pembiayaan sektor pertanian senilai Rp3,71 triliun kepada 80 ribu debitur di seluruh Indonesia.