Jejak Erry Iriansyah di Proyek BP2TD Mempawah Dibongkar 3 Anak Buahnya di Pengadilan

PONTIANAK – Agung Sasmita, Evan Kusnedi dan Doni Sofian membongkar permainan terdakwa Erry Iriansyah pada proyek pembangunan BP2TD Mempawah Kalimantan Barat.

Ketiganya kompak bahwa mereka adalah orang yang disuruh oleh Erry Iriansyah untuk membantu menyiapkan dan meng-upload dokumen penawaran lelang, proyek BP2TD Mempawah pada paket 1, 2, 4 dan Landscape/Infrastruktur.

Selain itu ketiganya diperintahkan oleh Erry Iriansyah untuk melakukan dokumentasi dan pengawasan pada proyek BP2TD Mempawah paket 1, 2, 4 dan landscape/infrastruktur.

Di mana keempat paket proyek pembangunan BP2TD Mempawah tersebut dimenangkan dan dikerjakan oleh empat perusahaan berbeda, PT. Rajawali Sakti, PT Aska Raya Kalbar, PT. TJM dan PT. Malabar, yang diduga dikuasai oleh Erry Iriansyah.

Hal ini terungkap pada agenda sidang keempat dugaan tindak pidana Tipikor Pembangunan BP2TD Mempawah Kalimantan Barat, Senin 3 April 2023.

Di dalam persidangan, Agung Sasmita mengakui bahwa dirinya adalah staf Erry Iriansyah di PT Rajawali. Atas perintah Erry Iriansyah, dirinya pun dijadikan Direktur di PT. Aska Raya Kalbar.

Diketahui PT. Aska Raya Kalbar sendiri adalah pemenang paket 2 pada proyek BP2TD Mempawah.

Agung Sasmita pun membeberkan bahwa namanya digunakan untuk dijadikan Direktur Utama oleh Erry Iriansyah. Walaupun dirinya dijadikan Direktur PT Aska Raya Kalbar, dirinya tetap berposisi sebagai staf, karena hanya nama serta tanda tangannya saja yang dipakai.

“Saya dijadikan Direktur, saya mengikuti rapat, hadir ke lapangan untuk dokumentasi, tanda tangan dokumen serta tanda tangan pencairan,”ucap Agung Sasmita.

Dijelaskan oleh Agung, ketika pencarian dirinya hanya disodorkan cek kosong oleh Erry Iriansyah, kemudian disuruh tanda tangan , kemudian cek itu dikuasai oleh Erry Iriansyah.

“Saya sudah lupa beberapa kali pencairan,”ucapnya.

Saat ditanyakan Majelis Hakim, apakah ada imbalan lain yang diterima dari Erry Iriansyah selain gaji atau upah kerja sebagai staf terkait dengan progres proyek pembangunan BP2TD Mempawah, mengingat dirinya adalah Direktur Utama PT. Malabar, Ia pun menjawab tidak ada.

“Untuk keberangkatan ke Jakarta saat tanda tangan kontrak dan segala hal lainnya ditanggung oleh Erry Iriansyah,”jawabnya.

“Ada sekitar satu sampai dua juta yang dikasi Erry Iriansyah, lebih dari itu tidak ada,”ucap Agung Sasmita.

Sementara saksi atas nama Evan Kusnedi menerangkan bahwa dirinya diminta untuk menyiapkan RAB penawaran proyek tersebut.

Dirinya juga bertugas mengawasi lapangan, membayar para pekerja dan dirinya melakukan hal tersebut atas perintah terdakwa Erry Iriansyah.

Tak hanya menyiapkan dokumen di PT Rajawali, melainkan dirinya juga membantu menyiapkan dokumen-dokumen untuk perusahaan lainnya.
Adapun posisi saat itu sebagai Site Manager PT Rajawali Sakti.

Evan juga dipertanyakan soal yang Rp500 juta. Evan tak mengelak, Ia membenarkan bahwa atas perintah Erry Iriansyah pula dirinya menyerahkan uang senilai Rp500 juta tersebut kepada seseorang bernama Supeng, yang di mana dirinya tidak kenal Supeng dan mengapa uang tersebut harus diserahkan kepada Supeng.

“Saya menyerahkan kalau tidak salah di dekat Bank Kalbar Kabupaten Mempawah,”kata Evan.

Evan juga membenarkan telah mentransfer uang dengan total Rp80 juta kepada Hermawan yang merupakan orang Kementrian Perhubungan.

“Uang ini saya transfer beberapa kali, dan itu uang saya bukan uang Erry Iriansyah. Karena Hermawan ini pinjam ke saya, sudah saya tagih tapi sampai sekarang belum dikembalikan”bebernya.

Adapun uang lainnya yang diberikan Evan yakni kepada Widianto, senilai Rp17 juta dan Rp100 juta.

“Widianto Abang ipar saya, saat itu sebagai KSO,”ungkap Evan.

Setelah itu Evan pun menjelaskan dirinya tidak ada lagi menyerahkan uang ke siapapun.

“Atas perintah Erry Iriansyah itu hanya satu kali, tidak transfer. Tapi tunai sekitar Rp500 juta,”ujar Evan di dalam persidangan.

Sedangkan Doni Sofian juga mengatakan bahwa dirinya juga berperan dalam membuat RAB dan dokumen-dokumen teknis lainnya di PT. Malabar, lantaran dirinya sebagai Site Manager.

Sama halnya dengan Agung Sasmita dan Evan, Doni juga juga membantu perusahaan lainnya terkait dokumen-dokumen teknis.

“Membantu perusahaan lain itu juga karena disuruh dan sesuai arahan Erry Iriansyah,”kata Doni dihadapan Majelis Hakim.

JPU dan sejumlah penasehat hukum pun sepakat bawah ketiga orang ini, Agung Sasmita, Evan Kusnedi dan Doni Sofian tela berkolaborasi terkait penyiapan RAB dan Dokumen teknis pada paket 1, 2, 4 dan Landscape/infrastruktur pada proyek BP2TD Mempawah.

Ketiganya mengaku bahwa hal tersebut dilakukan lantaran disuruh dan diarahkan oleh Erry Iriansyah.

Usai persidangan, Majelis Hakim pun menanyakan kepada sejumlah terdakwa terkait keterangan saksi, khususnya terdakwa Erry Iriansyah apakah ada sudah benar atau tidak keternagan para saksi.

Erry Iriansyah pun membenarkan, namun untuk selanjutnya diserahkan kepada penasehat hukumnya.

Di dalam persidangan, Ridho selaku penasehat hukum Erry Iriansyah sempat meminta kepada ketiga saksi yang hadir untuk bersedia hadir kembali di kemudian hari.

Namun hal ini mendapat sanggahan dari JPU. JPU yang diketuai oleh Gandi Wijaya keberatan atas hal tersebut, lantaran ketiga saksi ini adalah dasi yang dihadirkan oleh penuntut umum.

Jika pun Ingin menghadirkan saksi, dikemudian hari, pensehat Hukum Erry Iriansyah agar dapat mendapat menghadirkan saksi lainnya, di luar dari saksi dari JPU.

Mendengar sanggahan JPU, Penasehat Hukum Erry Iriansyah tetap akan hal tersebut dan memohonnya kepada majelis hakim dan menyerahkan sepenuhnya kepada majelis hakim.