AKSARALOKA.COM, PONTIANAK – Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar Symposium Kebangsaan.
Diikuti 150 peserta kegiatan yang bertema Symposium Kebangsaan dengan tema “Penguatan Empat Pilar Kebangsaan untuk Mahasiswa IAIN Pontianak” itu diikuti oleh 150 peserta yang berlangsung di Aula Syekh Abdul Rani Mahmud IAIN Kota Pontianak pada Selasa (19/7/2022) kemarin.
Kegiatan ini pun dihadiri langsung oleh Anggota DPR RI komisi X Fraksi Golkar Dapil Kalimantan Barat II, DR. Drs. Adrianus Asia Sidot., M. Si, Danrem 121/Abw Brigjen TNI Pribadi Jatmiko, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pontianak, Dr. Cucu., M.Ag.
Menurut Anggota DPR RI Komisi X Fraksi Golkar Dapil Kalimantan Barat II, DR. Drs. Adrianus Asia Sidot., M. Si meminta mahasiswa untuk mengaplikasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Mahasiswa merupakan generasi muda yang lebih mengetahui dan memahami tentang Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tentang undang-undang dasar 1945 sebagai konstitusi negara,” jelas Adrianus Asia Sidot.
“Karena negara kita, negara kesatuan dan Bhineka Tunggal Ika karena memang kita sebagai bangsa terdiri berbagai suku bangsa, agama, dan adat istiadat,” sambung Adrianus.
Melalu sosialisasi ini, Adrianus berharap kesadaran mahasiswa untuk tetap memegang teguh nilai-nilai Pancasila, dan mengimplemetasi dalam kehidupan mereka sehari-hari lebih tinggi lagi.
“Saya kurang setuju, kalau rasa nasionalisme kita berkurang hanya memang perlu ada, ibarat aki itu perlu di cas lagi disegarkan, disadarkan, ditingkatkan lagi,” ujarnya.
Lanjut Adrianus, tantangan di era globalisasi ini banyak sekali nilai-nilai dari luar yang masuk yang bertentangan dengan nilai Pancasila.
“Generasi muda harus dibentengi dengan ideologi, Pancasila inikan lahirnya di bangsa Indonesia,” harapnya.
Ditambahkan olehnya, sosialisasi Pancasila ini ditingkatkan terutama pembelajaran Pancasila di sekolah, mulai dari anak usia dini mulai diajarkan. Kita berharap mereka inilah penerus NKRI meneruskan memperjuangkan kemerdekaan. Pemerintah melakukan pembelajaran Pancasila sejak anak usia dini mulai TK sampai ke peguruan tinggi.
Sementara itu Danrem 121/Abw Brigjen TNI Pribadi Jatmiko menilai bahwa mahasiswa merupakan agen perubahan, dalam sejarahnya peran pemuda sangat tinggi dalam negara ini.
“Dari zaman Bung Tomo dengan sumpah pemudanya, zamannya Bung Karno dengan kemerdekaan, itu artinya pemuda itu berperan penting pada negara,” kata Danrem.
Dikatakan Brigjen TNI Pribadi Jatmiko tantangan pemuda hari ini bukan semakin ringan. Akan tetapi malah semakin berat, dengan perkembangan teknologi saat ini.
“Ada istilah yang trend yakni ambigu, dimana dalam artian dunia penuh ketidakpastian. Yang mana inilah yang menjadi tantangan mahasiswa sebagai agen perubahan,” kata Brigjen TNI Pribadi Jatmiko.
Oleh karena itu, ditegaskannya mahasiswa harus siap dengan tantangan zaman. Karena hukum alam, siapa yang kuat dia yang menang dan siapa yang benar dia yang menang.
“Untuk itu, mahasiswa harus membawa wawasan. Karena kedepan akan lebih didominasi oleh teknologi informasi dan bahasa yang berkembang pesat,” tegasnya.
Ia meminta mahasiswa agar dapat menguasai teknologi dan berbagai bahasa asing, minimal satu bahasa asing.
Pada kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pontianak, Dr. Cucu menyebutkan bahwa generasi saat ini merupakan calon pemimpin bangsa.
“Jadi mereka harus berbekal ilmu pengetahuan mengenai pancasila. Dengan demikian, symposium kebangsaan ini merupakan momentum mereka dalam menguatkan pendalaman wawasan tentang pancasila,” kata Cucu.
Untuk itu, Ia berharap dengan materi yang telah disampaikan pemateri apda symposium kebangsaan ini. Bisa membut wawasan mahasiswa IAIN meningkat.
“Sehingga mahasiswa dapat bersikap dan mengimplementasikan pancasila dalam kehidupan di masyarakat,” pungkasnya.