KUCHING – KPJ Kuching Specialist Hospital merupakan satu di antara satu rumah sakit (RS) di Serawak, Malaysia, yang banyak dikunjungi pasien asal Indonesia, khususnya yang berasal dari Kalimantan Barat (Kalbar).
Menurut data yang dimiliki pihak RS, di tahun 2023 ini, hingga Februari tercatat sudah ada 4.000 pasien Warga Negara Indonesia (WNI). Jumlah tersebut mencapai sekitar 50 persen dari total kunjungan pasien di sana.
Adji Sudrajat Yahya (55), satu di antara pasien yang berasal dari Purwakarta, Jawa Barat menjalani rawat inap di KPJ Kuching Specialist Hospital karena sakit tulang lutut yang disebabkan oleh asam urat.
Dirinya mengakui bahwa penanganan dan pelayanan yang diberikan oleh KPJ Kuching Specialist Hospital sangat baik.
“Alhamdulillah, pelayanan di sini sangat baik, semua perawat dan dokternya ramah-ramah,” ucapnya.
Adji mengatakan, dirinya baru pertama kali berobat di KPJ Kuching Specialist Hospital, karena setelah dua kali berobat di Indonesia tetapi tidak ada perubahan.
Kemudian dirinya tergerak untuk berobat ke di KPJ Kuching Specialist Hospital setelah mendapatkan informasi testimoni dari pasien lain dari WNI yang merupakan kerabatnya juga.
“Jadi, awalnya saya dapat informasi testimoni teman dari Bandung yang sudah belasan tahun sakit, setelah berobat dari sini hasilnya bagus. Jadi saya tertarik untuk berobat ke sini juga,” tutupnya.
Sebagai informasi, KPJ Kuching Specialist Hospital di Kuching, Serawak, Malaysia, terus mengembangkan pelayanan kesehatannya kepada masyarakat.
General Manager (GM) KPJ Kuching Specialist Hospital Nurhazimah Mahat mengatakan, dalam waktu dekat ini, salah satu rumah sakit terbesar di Malaysia tersebut segera membuka pelayanan dan pengobatan untuk pasien kanker.
“Tahun 2023 ini KPJ Kuching Specialist Hospital tengah merancang untuk membuka pengobatan bagi penyakit kanker,” kata Nurhazimah belum lama ini.
Untuk mendukung hal tersebut, pihaknya telah menyiapkan dua orang dokter spesialis kanker. Hanya saja, untuk ketersedian kamar dan pembuatan obat kemoterapi kanker masih dalam proses.
“Karena obat kemoterapi khusus kanker itu harus disediakan dalam ruangan yang spesifik khas atau khusus,” ucap Nurhazimah.
Menurut dia, ruangan tersebut juga harus mendapat izin yang harus memerlukan waktu yang cukup.
“Maka prosesnya lumayan lama. Tapi kita targetkan beroperasi di akhir tahun 2023,” ungkap Nurhazimah.