AKSARALOKA.COM, SINTANG-Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat, Pintauli Romangasi Siregar berharap agar kelompok Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Unggulan (BKB-HIU).
Hal itu di tunjukannya saat turun langsung dalam pendampingan pembentukan BKB-HIU salah satunya di Desa Bancoh Kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang, pada Selasa 10 September 2023.
“Kami akan terus berkomitmen memaksimalkan segala upaya dalam percepatan penurunan stunting. Diantaranya dengan program membentuk kelompok BKB-HIU hingga ke tingkat desa di seluruh wilayah Provinsi Kalbar,” kata Kaper BKKBN Kalbar, Pintauli Romangasi Siregar di Sintang.
Pinta menyebutkan lewat program BKB-HIU pihaknya ingin penggarapan terhadap balita bukan hanya menyasar ibu. Akan tetapi juga merambah ke aspek lain seperti administrasi kependudukan dan pemilikan jaminan kesehatan.
“Kita tindaklanjuti kemudian makanya dalam materi BKB yang dulunya tiga sekarang menjadi enam dengan adanya BKB HIU,” kata Pinta.
Dirinya menambahkan didalam BKB HIU terdapat enam layanan yang menjadi fokus diantaranya administrasi kependudukan dan kepemilikan jaminan kesehatan, pengasuhan atau parenting, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.
Pinta mengungkapkan didalam program BKB HIU peran dan pelibatan orang tua dalam pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sangat penting untuk dilaksanakan melalui pemberian layanan pemenuhan kebutuhan esensial anak.
Disamping memfokuskan pada 1000 HPK program BKB HIU tersebut pun mengupayakan agar balita pada saat lahir sudah mendapatkan identitas yang lengkap.
Sehingga program tersebut diharapkan pemenuhan hak anak seperti memperoleh akte lahir dan layanan kesehatan dapat terpenuhi.
“Kita tahu seorang anak wajib memiliki administrasi kependudukan seperti akta kelahiran, KIA, dan lainnya. Program BKB HIU juga sangat erat dengan kaitannya dengan upaya percepatan penurunan stunting. Lantaran memang sejak dulu keberadaan BKB berfokus menggarap 1000 HPK. Pada BKB program telag dimulai sejak konsepsi hingga anak usia dua tahun,” tutur Pinta.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A) Kabupaten Sintang, Maryadi berkomitmen memberi dukungan atas keberadaan BKB-HIU di Desa Bancoh Kecamatan Sungai Tebelian.
Meskipun dihadapkan dengan keterbatasan anggaran namun hal tersebut menurut Maryadi bukan menjadi alasan untuk tidak bekerja dengan maksimal. Terlebih BKB-HIU dikatakannya sifatnya bina keluarga balita yang integratif.
“Maka tidak ada cara lain selain kolaborasi dengan OPD-OPD terkait untuk mengintegrasikan BKB sehingga pada akhirnya bisa menjadi BKB HIU,” jelas Maryadi.