PONTIANAK – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Seodarso Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) alami kenaikan jumlah pasien pada kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), rerata mereka yang terpapar adalah anak usia 5 sampai 14 tahun.
Direktur RSUD Soedarso Pontianak, Hary Agung Tjahyadi mengatakan meningkatnya jumlah kasus DBD yang masuk ke RSUD Soedarso Pontianak membuat rumah sakit harus menambah ruangan dan tempat tidur untuk anak yang terpapar kasus DBD.
“Dari Januari, sampai 31 Oktober kemarin, kasus yang ditangani di rumah sakit Soedarso ada 702 kasus DBD. Dari 702 kasus DBD itu pasien dari Pontianak ada 305 pasien, dari Kabupaten Kubu Raya ada 302 pasien, lainnya Mempawah ada 41 pasien, Landak ada 11 pasien, Ketapang 10 pasien, dan kabupaten lain dari luar provinsi,” ungkap Hary, Jumat (3/11/2023).
Hary menyebutkan, kelompok terbesar yang terjangkit kasus DBD yakni anak usia 5 sampai 14 tahun, anak laki-laki berjumlah 203 orang, dan anak perempuan berjumlah 185 orang.
“Kelompok berikutnya tinggi resiko anak-anak juga yakni usia 1 sampai 4 tahun, laki-laki 78 orang, perempuian 86 orang dan total 184 orang. Ternyata usia dewasa juga bisa kena, yakni pada usia 15 sampai 44 tahun, ada 60 pasien laki-laki, dan ada 56 pasien perempuan,” sebutnya.
Hary mengatakan, jika dilihat dari grafik memang usia anak sangat berisiko terpapar DBD karena udia anak rentan dan daya tahan tubuhnya yang masih rendah jika dibandingkan orang dewasa.
Hary menerangkan, kasus DBD di RSUD Soedarso Pontianak ini sudah terjadi sejak Januari 2023 namun kasusnya tak banyak. Namun dengan intensitas curah hujan yang tinggi, semakin meningkat pula kasus DBD di Kalbar.
“Kita lihat bulan per bulan, dari Januari sudah ada kasus itu, Januari 19 kasus, Februari 11 kasus, maret 12 kasus, April 12 kasus, Mei 17 kasus, Juni 22 kasus, Juli 93 kasus. Ini agak naik mulai Juli, pada Agustus 192 kasus, September 132 kasus. Saya pikir bulan Oktober akan turun, ternyata ada 198 kasus,” papar Hary.
Direktur RSUD Soedarso ini memprediksikan tren kasus DBD di Kalbar ini masih akan terus terjadi sampai Januari 2024. Memprediksi hal tersebut, Hary mengimbau kepada seluruh warga Kalbar untuk melakukan penguatan di Puskesmas, edukasi ke masyarakat, serta upaya pencegahan harus digencarkan.
Pada kesempatan itu, Hary menyebutkan bahwa RSUD Soedarso Pontianak tak mungkin menolak rujukan atau pasien yang masuk karen RS ini adalah RS rujukan utama. Sehingga kata dia, pihaknya harus menambah kapasitas ruangan dan tempat tidur anak.
“Rumah sakit kapasitas ruang anak hanya 41 tempat tidur kalau ditambah bisa jadi hanya 50, itu tentu tidak cukup karena ada penyakit lain. Kemudian kita buka lagi di lantai 2 ruangan jantung terpadu yang belum kita operasionalkan, kita jadikan ruang anak,” sebut Hary.
Di ruangan tersebut, pihaknya menambah kurang lebih sebanyak 46 tempat tidur untuk menampung para pasien DBD anak. Warga Kalbar diimbau untuk dapat melakukan 3M untuk mencegah terjadinya kasus DBD.
“Kita tak mungkin menolak pasien, kita upayakan menerima pasien dengan menambah ruangan, tempat tidur pun kita cari dari gudang logistik kita usahakan pakai dulu, yang pasti bisa digunakan untuk pasien anak,” tukasnya.