Kesehatan

Keberadaan 177 RDK di Kalbar Upaya Perkuat Akurasi Data Dalam Penurunan Stunting

×

Keberadaan 177 RDK di Kalbar Upaya Perkuat Akurasi Data Dalam Penurunan Stunting

Sebarkan artikel ini

AKSARALOKA.COM, PONTIANAK-Kepala perwakilan (Kaper) BKKBN Kalimantan Barat Pintauli Romangasi Siregar, menegaskan keberadaan 177 Rumah Data Kependudukan (RDK) yang ada di seluruh wilayah Kalbar merupakan salah satu program BKKBN dalam upaya memperkuat akurasi data untuk percepatan penurunan stunting.

“Keberadaan 177 RDK yang tersebar di kampung Keluarga Berkualitas (kampung KB) pada seluruh kabupaten kota ini, juga sudah sejalan dengan Proyek Prioritas Nasional (Pro-PN) pemerintah yang terus memperkuat dan mengembangkan sistem, informasi dan data,” kata Pintauli Romangasi Seregar di Pontianak, 8 November 2023.

Pinta mengatakan rumah data kependudukan berfungsi sebagai wadah tersedianya data dan informasi serta pusat intervensi pembangunan ditingkat mikro. Serta menjadi sebuah solusi strategis yang penting untuk didirikan di kampung-kampung KB.

“Keberadaan rumah data kependudukan dapat meningkatkan tata kelola pembangunan di tingkat desa atau kampung berbasis data,” kata Pinta.

Saat membuka agenda pembinaan dan penguatan kemitraan kampung KB, penguatan rumah data kependudukan di kampung KB serta peningkatan cakupan laporan SIGA 2023 pada Senin 6 November 2023 yang lalu, Pinta mengatakan data memiliki peran kunci dalam membantu para pembuat kebijakan dan masyarakat untuk memahami fakta dengan benar dan merancang strategi atau perencanaan ke depan.

Pinta menyebut pengelolaan RDK yang melibatkan masyarakat setempat juga diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya data serta informasi untuk peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku.

Menurutnya, masyarakat perlu memahami data secara benar dan belajar agar tidak buta data, yaitu keterasingan dan ketidakpahaman dalam membaca makna yang terkandung dibalik data statistik yang disajikan.

“Ketika masyarakat buta data maka akan berbahaya, karena data menggambarkan kondisi permasalahan di masyarakat jika tepat memaknai data tersebut,” jelas Pinta.

Pinta menambahkan, RDK merupakan kelompok kegiatan (poktan) masyarakat yang melaksanakan kegiatan pengumpulan, verifikasi, analisis, penyajian serta pemanfaatan data kependudukan dan keluarga untuk pembangunan ditingkat desa atau kelurahan.

“RDK ini dikelola oleh, dari dan untuk masyarakat,” imbuhnya.

Keberadaan RDK dapat digunakan dalam penyediaan data kependudukan dan pembangunan keluaga yang valid terkini.

Terutama sebagai dasar perencanaan dan intervensi pembangunan atau dengan kata lain RDK sebagai pusat data tingkat mikro di desa atau kelurahan.

“Saya berharap adamya komitmen dari seluruh pihak dalam meningkatkan pencapaian program bangga kencana khususnya RDK di Kampung KB melalui peningkatan cakupan laporan SIGA,” pungkas Pinta.