Example 728x250
Aksara Landak

Masyarakat Landak Diimbau Lakukan Diversifikasi Komoditas Perkebunan

×

Masyarakat Landak Diimbau Lakukan Diversifikasi Komoditas Perkebunan

Sebarkan artikel ini

Aksaraloka.com, LANDAK – Komoditas perkebunan sawit di Kabupaten Landak masih menjadi salah satu penghasil utama ekonomi yang banyak digeluti masyarakat saat ini.

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Landak, Yulianus Edo Natalaga, menyebut tingkat peralihan komoditas dari lahan perkebunan karet ke komoditas sawit sangat tinggi.

“Itung-itungan kasar kami itu sudah mencapai 65 persen. Jadi 65 persen lahan perkebunan karet di Landak ini sudah berubah menjadi perkebunan sawit,” ucapnya.

Dijelaskannya bahwa luasan lahan perkebunan karet di Kabupaten Landak pernah tercatat mencapai angka 44 ribu hektare. Namun kondisi saat ini sudah sangat berkurang drastis karena turunnya minat masyarakat memproduksi karet alam yang harganya lama anjlok.

Dengan masifnya peralihan lahan perkebunan di Kabupaten Landak, Edo meminta masyarakat tetap melakukan diversifikasi atau penganekaragaman komoditas perkebunan.

Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak tergantung pada satu jenis komoditas perkebunan saja.

“Lebih baik kita diversifikasi perkebunan, jangan kita bergantung pada satu komoditas saja. Sehingga kesejahteraan lebih terjamin,” tambahnya.

Menurutnya, diversifikasi perkebunan penting dilakukan sebagai antisipasi potensi turunnya harga jual jenis komoditas tertentu. Sehingga komoditas perkebunan lain yang harga jualnya cukup tinggi bisa menyelamatkan ekonomi masyarakat.

“Kita pernah pada masa-masa tanaman sawit ini harganya jatuh, sehingga kita kehilangan pendapatan dari situ. Begitu juga petani-petani yang bergantung pada lada sekarang kan juga jatuh harganya,” ujarnya.

Dia meminta warga tidak terburu-buru mengganti komoditas perkebunan di lahan yang ada. Sebab tanaman perkebunan merupakan komoditas jangka panjang yang membutuhkan waktu tiga hingga lima tahun untuk bisa produktif.

“Tiga hingga lima tahun itu kan banyak sekali dinamika. Jadi kita berharap jangan terlalu cepat memutuskan untuk pindah komoditas misalnya dari karet ke sawit. Dengan hitung-hitungan harga sekarang sebenarnya harga komoditas karet juga tidak jauh dibawah harga sawit kalau memang dirawat,” pungkasnya.

Sebab dikatakannya sejak bulan lalu, harga jual karet basah dari sebelumnya di tahun 2024 sebesar Rp 13 ribu per kilogram, kini harga jual karet alam basah naik ke angka Rp 15 ribu per kilogram.

error: Content is protected !!