banner 468x60
Aksara Landak

Panen Jagung di Lahan Demplot Memuaskan, Bupati Karolin Harap Diikuti Petani

×

Panen Jagung di Lahan Demplot Memuaskan, Bupati Karolin Harap Diikuti Petani

Sebarkan artikel ini

LANDAK – Pemerintah Kabupaten Landak mulai panen perdana jagung pada lahan Demplot (Demonstration Plot) yang dikelola Brigade Pangan Bukit Sabu Enek di lahan milik PTPN IV Regional V, Dusun Tenggalong, Desa Amboyo Inti, Kecamatan Ngabang. Selasa, 9 September 2025.

Panen jagung turut diikuti Kapolres Landak, AKBP Devi Ariantari, Kepala BPTP Pontianak, Gabriel Lulus Puji Hantoro, perwakilan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov Kalbar, serta beberapa jajaran Kepala OPD Pemkab Landak dan pihak terkait lainnya.

Bupati Landak, Karolin Margret Natasa mengatakan, lahan demplot ini merupakan lahan kritis bekas perkebunan sawit PTPN IV yang dilakukan replanting, sebagai percontohan dari lahan kritis menjadi produktif.

Lokasi ini juga percontohan tumpang sari antara tanaman jagung dengan kebun sawit.

“Hari ini kita sudah panen yang kemarin kita tanam bulan Mei dan hasilnya ternyata produktivitasnya diatas rata-rata nasional,” ucap Bupati Karolin.

Dijelaskannya bahwa angka rata-rata nasional produksi jagung 5,8 ton per hektare, sementara hasil produksi pada lahan ini mampu mencapai 6 ton per hektare.

Hasil tersebut dikatakannya tidak lepas dari pengolahan lahan yang cukup ekstra dilakukan, baik menggunakan pupuk organik maupun menggunakan pupuk kandang dari kotoran ayam.

“Tapi puji Tuhan hasilnya cukup baik. Kalau dari sisi pembiayaan sendiri tidak terlalu mahal dibandingkan biasanya. Tetapi hasilnya cukup baik. Hasilnya memuaskan, 6 ton per hektare,” imbuhnya.

Bupati Karolin berharap, pengelolaan tanaman jagung di lokasi ini bisa menjadi percontohan petani atau warga yang berminat untuk mengoptimalkan lahan miliknya. Terutama pada lahan-lahan serupa yang belum dimanfaatkan karena masyarakat khawatir pada produktivitasnya.

“Kalau ada masyarakat atau petani yang memiliki lahan serupa yang belum dimanfaatkan karena kekhawatiran produktivitas bisa datang kemari, atau menghubungi PPL dan BPP Ngabang sehingga bisa mengetahui cara pengolahan lahan yang baik. Sehingga lahan yang tidak produktif menjadi produktif,” tuturnya.

Sebelum dilakukan panen pada lokasi lahan yang telah ditanami jagung seluas 5 hektare tersebut, juga turut dilakukan penanaman jagung di lokasi yang belum ditanami yang masih tersisa 15 hektare.

Penanaman pada lahan 15 hektare tersebut, direncanakan dilakukan dengan skema pembiayaan melalui kredit pertanian, dengan permodalan sebesar Rp 300 juta.

“Kita sebagai penjamin juga dan kita yang memberikan pendampingan untuk penyusunan bisnis plannya. Mudah-mudahan yang 15 hektare nanti bisa segera berjalan dan juga hasilnya bisa lebih baik dari yang 5 hektare ini,” pungkasnya.