Kesehatan

BKKBN Kalbar Internalisasi Pengasuhan Balita Sebagai Upaya Cegah Stunting

×

BKKBN Kalbar Internalisasi Pengasuhan Balita Sebagai Upaya Cegah Stunting

Sebarkan artikel ini

AKSARALOKA.COM, LANDAK-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat melakukan internalisasi pengasuhan balita dalam rangka percepatan penurunan stunting kepada masyarakat di Kabupaten Landak.

Kegiatan yang mengambil tempat di Aula Dinas Pekerjaan Umum, pada Senin 13 November 2023 ini menggandeng mitra dari Komisi IX DPR RI betul-betul menggencarkan sosialisasi dalam upaya penurunan stunting.

Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Pintauli Romangasi Siregar, mengingatkan para orang tua untuk selalu peka dalam memantau perkembangan anak-anak mereka.

Terutama ketika pertumbuhan anak-anak tidak mengalami perubahan atau stagnan bahkan turun harus segera diberikan perhatian serius oleh para orang tua.

“Orang tua harus memahami berat dan tinggi badan anak, harus ada pertumbuhan hingga usia dua tahun. Jika berat dan tinggi badan anak stagnan apalagi turun harus menjadi perhatian orang tua,” kata Pinta.

Pinta mengatakan, para orang tua harus rajin membawa anak-anak mereka ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk diukur dan ditimbang secara rutin. Sehingga perkembangan anak bisa diketahui secara rutin terutama tinggi dan berat badannya.

Apalagi jika dalam waktu tiga bulan anak-anak saat diukur dan ditimbang tidak menunjukkan pertambahan maka harus menjadi perhatian serius para orang tua.

“Ibu-ibu harus rajin untuk membawa anak-anak diukur dan ditimbang, apalagi dalam tiga bulan tidak ada perkembangannnya itu harus menjadi perhatian serius,” ujar Pinta.

“Semua anak wajib datang ke Posyandu pada saat anak tidak naik berat badannya maka harus jadi perhatian,” sambungnya.

Pinta menambahkan, upaya percepatan penurunan stunting harus menjadi perhatian semua pihak termasuk keterlibatan pada orang tua. Hal ini berkaitan dengan upaya penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan terbebas dari stunting dimasa mendatang.

“Ayo kita bersama perangi stunting, angka stunting ini harus bisa kita tekan bersama-sama,” kata Pinta.

Sementara itu, melalui zoom Anggota Komisi IX DPR RI, Alifudin yang hadir secara virtual  mengatakan salah satu upaya menekan stunting dengan mencegah pernikahan dini. Para generasi muda harus diberikan pengetahuan secara maksimal terkait pernikahan dini. Sehingga generasi muda kita dapat menikah dalam usia yang ideal.

“Pendampingan remaja sebelum menikah lalu pada saat hamil dan balita, intervensi yang baik itu memang paling bagus sebelum menikah,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Martina (38) salah satu warga Kabupaten Landak yang hadir pada kegiatan tersebut mengaku sudah memahami tentang stunting. Informasi tersebut ia dapati dari tetangga yang juga bekerja di Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Landak.

Ibu tiga anak dengan anak paling kecil berumur sembilan bulan itu kini lebih peka terhadap pola pengasuhan anak. Utamanya asupan gizi yang harus diterima sang anak mulai dari seribu hari kehidupan sampai anak berusia dua tahun.

Ini kata dia merupakan masa kritis perkembangan anak yang perlu diperhatikan betul-betul. Salah satu yang perlu menjadi perhatian itu adalah pemberian ASI.

Baginya yang memiliki bayi, menjadi tantangan kini soal pemberian asupan yang mesti diberikan pada sang anak. Sebab kata dia, anaknya agak memilih untuk asupan makanan.

Meski begitu ia tak menjadikan itu sebagai kendala, karena paling penting jangan sampai anaknya terpapar stunting.

“Jika sudah mengetahui apa itu stunting, apa bahaya stunting pasti kita akan lebih peka untuk mencegah stunting ini,” pungkas Martina.

Respon (1)

Komentar ditutup.