Aksara Warga

Masih Terlalu Pagi Untuk Beradu Kampanye Negatif

×

Masih Terlalu Pagi Untuk Beradu Kampanye Negatif

Sebarkan artikel ini

AKSARALOKA.COM, PONTIANAK, – Hangat suhu panggung politik di daerah sudah mulai terasa walaupun pemilihan kepala daerah di 2024 nanti.

Sebetulnya, situasi ini normal dan biasa. Namun menurut pengamat politik Kalbar, Ireng Maulana dinamika yang terjadi baru-baru ini antara Gubernur Kalbar dan rombongan Ketua DPD PDIP Kalbar, Lasarus terlalu dini untuk ditunjukkan ke publik. Terlebih dinilainya tak punya substansi.

“Masih terlalu pagi untuk beradu kampanye negatif. Kita khawatir publik tidak tertarik dengan pertengkaran yang terlalu dini tanpa bobot substansi yang bermanfaat untuk pendidikan politik masyarakat,” kata Ireng, Sabtu (14/5/2022).

Kata dia, elite politik di daerah seharusnya jauh lebih cerdas untuk mengemas tampilan citranya yang sejati. Misalnya, memperlihatkan keseriusan untuk memberikan opsi kepemimpinan masa depan yang sebenarnya di daerah.

“Mungkin sudahi saja saling sindir tanpa didahului dengan kerapian memperlihatkan karya masing-masing,” ujarnya.

Pembuktian kepada publik semestinya harus jauh lebih elegan tanpa mencampurkan lagi sentimen dan emosi publik di dalamnya.

Terlebih, saat ini politik masa depan, politik millenium seharusnya dibentuk atas dasar kepercayaan masyarakat karena transformasi suasana kebatinan milenial yang mendapati harapan akan hidup masa depan yang lebih baik.

Meski begitu, percaya atau tidak mereka yang mulanya bertengkar mungkin dapat bersama berpasangan karena dalam politik selain menggunakan kalkulasi, sebagian juga percaya dengan takdir politiknya.

“Untuk itu, kurangi bertengkar, perbanyak gagasan,” tegasnya.

Meski begitu, menurut Ireng manuver aksi saling lempar sindiran dan isu oleh elite politik yang berkepentingan pada agenda Pilgub 2024 seperti ini bukan satu keburukan. Dan, boleh saja dikerjakan namun belum tentu penting.

Politik gagasan memang berbeda dengan politik reaksioner. Jika elite politik di daerah ingin mendorong diri mereka selangkah lebih maju, maka yang seharusnya mereka lakukan adalah memperkuat politik gagasan.

Sebaliknya, jika masih bertahan dengan berpolitik praktis cara lama, maka pesan yang tiba ke dalam pikiran publik dalam tampilan gaduh dan polemik.

“Kita tentu mengharapkan elite politik kita di daerah lebih memilih memperlihatkan ketajaman gagasan dan ide yang otentik jika punya target akan menjadi kandidat pada pemilihan kepala daerah mendatang,” katanya.

Kapasitas melihat pekerjaan kemajuan di masa depan yang akan membedakan calon pemimpin di daerah nanti. Bukan gimmick, sindiran, apalagi isu dangkal.

Gagasan harus diadu sejak sekarang dan tidak harus menunggu masuknya waktu kampanye formal. Publik menunggu pikiran pemimpin mereka sejak awal bukan di waktu injury time akan dilaksanakan pemilihan.

“Kapabilitas sesuai bidang dapat menjadi modal besar untuk dipertontonkan kepada publik untuk mengetahui kemampuan memimpin,” tutupnya.