Aksaraloka.com, KUBU RAYA — Kamis dini hari, 8 Mei 2025, menjadi malam paling kelam dalam hidup Solikin, seorang purnawirawan Polri.
Anak perempuannya, Diah Rindani (38), seorang pegawai negeri sipil yang dikenal ramah dan berdedikasi sebagai tenaga pendidik, ditemukan dalam kondisi mengenaskan—terkapar bersimbah darah di kamar tidurnya sendiri.
Kejadian tragis itu terjadi di rumah korban yang terletak di Komplek BTN Teluk Mulus, Desa Teluk Kapuas, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.
Rumah yang selama ini menjadi tempat istirahat dan kehangatan keluarga, mendadak berubah menjadi lokasi pembantaian berdarah.
Diah diduga menjadi korban perampokan brutal yang dilakukan oleh seorang remaja lelaki berusia 16 tahun, tetangganya sendiri.
Yang membuat peristiwa ini semakin menyayat hati, pelaku yang dikenal warga dengan panggilan “Obama”, merupakan penyandang disabilitas—bisu dan tuli.
Teriakan terakhir Diah menggema dari dalam kamar, memecah keheningan malam. Ayahnya, Solikin, yang mendengar jeritan memilukan itu, segera berlari menuju kamar anak semata wayangnya.
Namun, yang ditemukannya adalah pemandangan horor—Diah bersimbah darah, tubuhnya penuh luka tusukan, sementara sang pelaku masih berada di dalam kamar dengan tatapan liar.
Solikin, yang diliputi amarah dan kepedihan, mencoba menggagalkan aksi pelaku. Namun nasib berkata lain.
Dalam perkelahian singkat yang tak seimbang itu, Solikin ikut terluka oleh amukan bocah yang tengah dikuasai kebrutalan.
Saksi lain di rumah itu, Tri Handayani, meski selamat tanpa luka fisik, tak mampu menghapus trauma dari pandangan mata yang menyaksikan tragedi mengerikan itu secara langsung.
Jeritan dan keributan dari rumah korban akhirnya memancing perhatian warga sekitar. Tanpa pikir panjang, warga berbondong-bondong datang dan segera mengamankan pelaku.
Obama, si remaja penyandang disabilitas, diikat oleh warga untuk mencegah aksi lebih jauh.
Sementara Diah yang masih bernyawa, meski sekarat, segera dilarikan ke Rumah Sakit Kartika Husada.
Namun takdir sudah digariskan. Nyawa Diah tak tertolong. Luka tusuk yang dalam dan banyak itu merenggut napas terakhirnya di ruang perawatan.
“Katanya sih pelaku mau merampok… OB atau Obama itu memang dikenal warga, tapi nggak nyangka bisa sekejam ini,” tutur salah satu warga dengan suara bergetar.
Pihak kepolisian pun turun tangan. Kasubsi Penmas Humas Polres Kubu Raya, Aiptu Ade, membenarkan tragedi tersebut.
“Benar, satu korban meninggal dunia dan satu lainnya luka-luka. Pelaku sudah kami amankan dan saat ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut,” ujarnya.
Malam itu, tidak hanya nyawa yang melayang—tetapi juga kedamaian sebuah lingkungan yang selama ini hidup dalam tenang.
Tragedi yang menyisakan luka mendalam bagi keluarga, dan trauma yang tak mudah dilupakan oleh warga sekitar.