Sisi Lain

Tradisi Meriam Karbit Terbentur Dana dan Bahan Baku

×

Tradisi Meriam Karbit Terbentur Dana dan Bahan Baku

Sebarkan artikel ini

“Forum Komunikasi Seni dan Budaya Meriam Karbit Kota Pontianak berharap pemerintah dapat membantu mencarikan solusi terkait persoalan ini”.

AKSARALOKA.COM, PONTIAK-Hari Raya Idul Fitri atau hari kemenangan bagi umat Muslim setelah sebulan penuh berpuasa patut dirayakan dengan suka cita dan menjadi kebanggaan. Bukan untuk sekadar gagah-gagahan, melainkan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Tuhan.

Di Kota Pontianak, warga khususnya yang tinggal dipinggiran sungai Kapuas memiliki cara unik merayakan dan menyambut Idul Fitri, yakni dengan cara membuat meriam karbit dan membunyikannya di pinggiran Sungai. Ibarat “perang” puluhan meriam pun saling bersahutan di kedua sisi sungai.

Namun sayangnya untuk  mensukseskan kegiatan tersebut saat ini kelompok-kelompok meriam karbit di kota Pontianak masih menemukan sejumlah kendala, terkait upaya dalam mempertahankan tradisi permainan tradisional meriam karbit, yakni sulitnya mendapatkan bantuan dana dari donatur dan perusahaan yang ada. Berdasarkan dari pengalaman mereka, ada segelintir perusahaan yang menolak proposal kelompok meriam karbit.

“Masalah pendanaan masih menjadi kendala kelompok meriam. Kita harapkan kerjasama dari perusahaan, setidaknya perusahaan bisa mengalokasikan dana CSR-nya melalui forum, nanti dana tersebut akan kita salurkan ke kelompok-kelompok meriam karbit” ungkap ketua Forum Komunikasi Seni dan Budaya Meriam Karbit kota Pontianak, Fazri Udin, Sabtu (23/04/2022).

Akibat dari persoalan tersebut bisa jadi pada tahun ini, jumlah kelompok meriam karbit mulai berkurang. Dimana pada tahun 2019 ada sekitar 42 titik permainan meriam karbit. Namun untuk tahun ini hanya 25 titik saja. “Padahal jika kita lihat, tahun lalu juga tidak diadakan festival karena kondisi pandemi Covid-19, tapi antusias kelompok meriam karbit sangat tinggi. Namun begitu kita yakin kelompok meriam karbit lainnya tetap semangat,” tambah Fazri Udin.

Forum Komunikasi Seni dan Budaya Meriam Karbit Kota Pontianak yang mewakili para kelompok meriam karbit ini pun merasa khawatir, tradisi meriam karbit akan luntur. Sebab tak hanya masalah pendanaan, kendala lainnya adalah material meriam karbit yang berbahan kayu balok dan rotan rupanya cukup mahal dan sulit mereka dapatkan.

Diakuinya, saat ini ada kelompok meriam karbit yang sudah beralih menggunakan paralon. Namun menurutnya perubahan tersebut bakal mengurangi nilai seni dan budaya dari meriam karbit yang sebenarnya. “Hal ini juga yang menjadi kekhawatiran kita, jangan sampailah budaya kita pudar di telan zaman, apalagi material meriam karbit dari kayu balok pun sudah ada yang berubah” ujar Fazri Udin.

Forum Komunikasi Seni dan Budaya Meriam Karbit Kota Pontianak berharap pemerintah dan stakeholder terkait bisa menanggapi keluhan mereka terkait bahan baku meriam karbit. Dengan memberikan kemudahan untuk mendapatkan kayu balok.

Respon (47)

Komentar ditutup.