PONTIANAK – Jurnalis Perempuan Khatulistiwa (JPK) mengenalkan sebuah helpline yang memberikan saluran bantuan kepada korban serangan digital dan Kekerasan Berbasis Gender Online (KGBO).
Layanan bernama Teman Baik tersebut menjadi saluran bantuan bagi jurnalis, aktivis, kelompok rentan, serta individu atau lembaga yang menjadi korban serangan digital ataupun KBGO khususnya di Kalimantan Barat.
“Helpline ini dapat menyediakan bantuan teknis, saran keamanan, dan panduan tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatasi atau mengurangi dampak serangan digital,” ungkap Ketua JPK, Aseanty Pahlevi, saat pengenalan helpline Teman Baik, Jumat (15/12).
Layanan tersebut dapat diakses melalui situs temanbaik.puankhatulistiwa.com. Menurutnya, tidak hanya korban yang dapat melaporkan melalui platform tersebut. “Pelapor bisa itu orang tua korban, teman, maupun pendamping korban,” terangnya.
Aseanty menilai, serangan digital semakin kompleks dan merugikan seiring kemajuan teknologi dan internet.
Ancaman serangan digital dan KGBO bagi aktivitas jurnalis, aktivitas, dan kelompok rentan sangat nyata dan dapat memiliki dampak yang serius.
Kelompok ini sering kali menjadi sasaran serangan malware, phishing, DDoS (Distributed Denial of Service), dan lain sebagianya.
“Dengan meluncurkan helpline ini, kita ingin memberikan akses cepat dan bantuan yang dibutuhkan kepada korban serangan digital, sekaligus meningkatkan literasi keamanan digital di kalangan masyarakat, khususnya kelompok rentan tersebut,” paparnya.
Kegiatan Pengenalan Teman Baik yang dilaksanakan di Hotel Neo Pontianak ini, dihadiri oleh para aktivis, LSM, hingga organisasi profesi jurnalis di Kalimantan Barat.
Dalam sesi diskusi, Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pontianak, Hamdan mengapresiasi hadirnya layanan bantuan ini.
Menurut Hamdan, keamanan digital harus menjadi perhatian bersama-sama sehingga diperlu peningkatan literasi pada kelompok yang kurang diperhatikan, seperti ibu rumah tangga atau pelaku UMKM.
“Lebih baik mencegah sebelum menjadi korban serangan digital,” tuturnya.