AKSARALOKA.COM, PONTIANAK-Pejabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson saat menghadiri Rakerda Program Bangga Kencana dan Forum Koordinasi Percepaten Penurunan Stunting yang di gelar Perwakilan BKKBN Kalbar menekankan perlunya keterlibatan semua pihak, baik pemerintah maupun perusahaan swasta dan masyarakat dalam mencegah dan upaya percepatan penurunan stunting.
“Semua pihak harus ikut terlibat dalam menangani stunting. Dan saya berterima kasih kepada seluruh pemerintah kabupaten dan kota beserta timnya dan juga kepada ibu Kaper BKKBN Kalbar beserta timnya yang telah berhasil menurunkan angka stunting,” kata Pj Gubernur Kalbar, Harisson di Pontianak, Jumat 5 April 2024.
Namun ujar Harisson, Kalbar masih punya “PR” karena hingga saat ini angka stunting Kalbar masih di atas angka nasional yaitu diangka 21 persen.
Memang angka stunting Kalbar saat ini turun sebesar 3,3 persen. Dari angka 27, 8 persen kini stunting Kalbar berada pada angka 24,5 persen. Dan target sebenarnya rata-rata nasional itu 14 persen di tahun 2024.
“Makanya salah satu penekanan saya kepada semua peserta Rakerda terkait percepatan stunting yaitu harus bisa meningkatkan pendidikan atau pengetahuan para ibu di Kalbar ini bagaimana mencegah terjadinya stunting pada anak-anak,” ujar Harisson.
Pada dasarnya kata Harisson, stunting itu permasalahan ketahanan ekonomi masyarakat. Untuk itu ia juga menekankan perlu adanya upaya bersama dalam membangkitkan ekonomi masyarakat.
“Hal itu bisa kita lakukan bersama melalui pembinaan UMKM, ekonomi kreatif dan mengurangi pengangguran. Ini hal pokok harus kita keroyok bersama-sama. Disamping kita meningkatkan pendidikan para ibu tentang kecukupan gizi keluarga serta perbaikan sanitasi dan lingkungan bersih di setiap keluarga,” ujar Harisson.
Sebab menurut Harisson, sanitasi yang jelek, lingkungan keluarga yang tidak bersih akan mengakibatkan anak-anak terinfeksi. Dan jika anak-anak atau Balita itu terinfeksi maka mereka tidak mau makan, sehingga akibatnya turun berat badannya.
“Inilah yang harus kita keroyok oleh semua perangkat daerah, perusahaan-perusahaan dan pihak lainnya, agar permasalahan stunting di Kalbar bisa diatasi dan angkanya dapat turun seperti yang kita harapkan,” katanya.
Pj Gubernur Kalbar juga mengingatkan semua pihak harus menyadari bahwa pencegahan dan percepatan penurunan stunting itu sangat penting. Karena seluruh elemen bangsa ini harus menyiapkan generasi yang sehat, cerdas dan unggul untuk menyongsong tahun 2045.
“Dimana Indonesia di tahun 2045 ini akan mengalami bonus demografi dan kesempatan bonus demografi itu hanya sekali. Apakah kita mau lepas menjadi negara maju atau negara kita tetap seperti ini,” imbuh Harisson.
Sementara itu, Perwakilan BKKBN Kalbar juga terus melakukan pendekatan serta kerjasama dengan berbagai pihak.
Seperti yang dilakukan BKKBN Kalbar saat melakukan penandatanganan MoU bersama PD IBI Kalbar dan perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Pontianak.
“Penandatanganan itu kami lakukan saat mengelar Rakerda program Bangga Kencana dan penanganan stunting di Hotel Aston Pontianak. Dan salah satunya ini disaksikan langsung oleh bapak Pj Gubernur,” ujar Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Pintauli Romangasi Siregar.
Selain penandatanganan MoU ujar Pinta, BKKBN Kalbar juga memberi apresiasi berupa penyerahan piagam kepada OP DKB kabupaten/kota Kalbar yang telah merealisasikan anggaran BOKB tahun 2023 diatas 90 persen.
“Penghargaan yang kami berikan ini merupakan motivasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk mencegah dan menurunkan stunting khususnya di daerah masing-masing. Dan dengan harapan akan terus timbihnya peningkatan konvergensi dan kolaborasi dengan seluruh dinas dan instansi. Sehingga nantinya angka stunting Kalbar secara keseluruhan dapat semakin turun hingga mendekati target 14 persen di tahun 2024,” pungkas Pinta.