AKSARALOKA.COM, LANDAK – Calon Bupati Landak Nomor 1 Karolin Margret Natasa bersilaturahmi degan tokoh masyarakat Muslim dan Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Landak di Dusun Tungkul, Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, Minggu 6 Oktober 2024 malam.
Dialog tatap muka yang diikuti sejumlah tokoh masyarakat tersebut diisi dengan diskusi hangat, bahkan Karolin juga turut menampung berbagai masukan yang disampaikan yang kedepan akan menjadi perhatian.
Ketua MABM Kabupaten Landak Gusti Muhardi dalam sambutannya menyampaikan dukungannya dengan kembali majunya Karolin sebagai calon Bupati dalam Pilkada Landak.
“Saya bersama rekan-rekan berharap agar amanah nantinya. Ibu dapat melaksanakan roda pemerintahan untuk yang kedua kalinya,” ucap Gusti Muhardi.
Dengan kekuatan dukungan partai politik, tambahan kekuatan dari berbagai elemen masyarakat dan berdasarkan hasil survey yang cukup tinggi, dia yakin Karolin bisa kembali menjadi Bupati Landak untuk kedua kalinya.
Gusti Muhardi juga menilai, Karolin merupakan sosok pemimpin dengan kinerja yang sudah tidak diragukan lagi.
“Kalau mengukur kinerja saya sudah tidak meragukan Ibu Karolin, karena saya sudah menjadi staf beliau juga 12 tahun lebih. Terakhir saya mengajukan dan mengusulkan instalasi pengolahan air 50 liter per detik, inilah kerja Ibu Karolin. Dia mengambil keputusan yang cepat dan mengeksekusinya seketika itu juga,” tutur Gusti Muhardi.
Sementara Anggota DPRD Landak Aris Ismail yang turut hadir mengatakan, selain untuk mengetahui bobot, serta Visi dan Misi Karolin-Erani kedepan, pertemuan tatap muka Karolin bersama berbagai lapisan masyarakat ini, juga menjadi media masyarakat untuk turut menitipkan pesan pembangunan kedepan.
Aris menilai dengan pengalaman Karolin yang pernah menjabat sebagai Bupati Landak satu periode, tentu sangat memahami apa yang menjadi poin Visi dan Misinya kedepan untuk membangun Kabupaten Landak.
“Saat COVID-19 dua tahun ekonomi Kabupaten Landak cukup stabil dalam kepemimpinan beliau,” terang Aris.
Aris juga memuji maksimalnya komunikasi antara eksekutif atau kepala daerah dengan legislatif atau DPRD selama Karolin menjabat, sehingga bisa memaksimalkan pembangunan walaupun dengan keterbatasan anggaran yang diakuinya tidak dapat memenuhi seluruh aspek.
Aris juga mengapresiasi kepemimpinan Karolin yang tidak memandang golongan, salah satunya selalu hadir dalam berbagai kegiatan termasuk bersama umat Muslim.
“Beliau ini setiap acara umat Muslim di Kabupaten Landak selalu hadir jika diundang,” kata Aris.
Menurutnya, Karolin juga merupakan figur pemimpin yang layak didukung karena memiliki ketegasan dengan dasar-dasar aturan dan prosedur.
Dalam pertemuan ini Karolin mendapat berbagai masukan dari masyarakat diantaranya terkait pembangunan dan lain-lain, termasuk terkait penanganan musibah banjir yang kerap melanda permukiman.
Karolin menyebut terkait pembangunan terutama di Kecamatan Ngabang sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi Kabupaten Landak, Pemkab Landak telah mengeluarkan peraturan izin mendirikan bangunan (IMB).
Sebab menurutnya banyak yang mendirikan bangunan namun menyalahi aturan, bahkan menutup drainase.
“Jadi sebenarnya mendirikan bangunan itu harus mengajukan izin dan harus dikeluarkan izinnya. Namun kenyataan di lapangan sering terjadi pemyimpangan oleh karena itu perlu adanya kerja sama kita semua, masyarakat bisa melaporkan dan melakukan pengawasan,” papar Karolin.
Karolin mengungkapkan bahwa dirinya terkadang harus menginstruksikan pembongkaran berbagai bangunan yang melanggar aturan dan merugikan, salah satunya bangunan yang dibuat namun menyumbat saluran air.
“Bagi saya begini, saya membela kepentingan umum bukan kepentingan golongan tertentu. Jadi saya tidak khawatir ketika membongkar beberapa bangunan yang menutupi saluran air,” imbuh Karolin.
Karolin memastikan akan terus berupaya menginventarisir, menelusuri, serta mencari solusi terkait penyebab banjir yang melanda permukiman.
“Tapi kalau yang misalnya yang berhubungan dengan tinggi jalan, saya juga agak kesulitan. Karena jalan di Kota Ngabang ini merupakan jalan nasional, punya Balai Jalan Nasional, bukan punya bupati,” jelas Karolin.
Karolin juga memastikan akan terus menampung dan berupaya mencari solusi berbagai persoalan yang dikeluhkan masyarakat, termasuk jika adanya hambatan-hambatan kewenangan, sebab penanganan persoalan terkait dengan kewenangan harus sesuai dengan prosesur.
“Di depan Lapangan Bardan, itu kan paritnya kecil sekali dangkal lagi. Tapi saya sampai harus menelepon ke Pontianak hanya untuk bersihkan itu got. Karena setelah Lapangan Bardan setelah gereja, itu turunan airnya ngucur seperti air terjun masuk ke pasar, banjir lagi terminalnya,” terang Karolin.
Meskipun memerlukan koordinasi panjang dengan berbagai pihak terkait, namun Karolin memastikan akan mencarikan solusi berbagai persoalan demi kepentingan seluruh masyarakat luas.