Example 728x250
Pontianak

KPPAD Kalbar Gelar Diskusi Cegah Pengaruh Negatif Penyebaran LGBT di Kalangan Pelajar

×

KPPAD Kalbar Gelar Diskusi Cegah Pengaruh Negatif Penyebaran LGBT di Kalangan Pelajar

Sebarkan artikel ini

AKSARALOKA.COM, PONTIANAK – Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar menggelar diskusi dan solusi atas pengaruh negatif penyebaran LGBT di Kalangan Pelajar di Kota Pontianak.

Acara yang berlangsung di Gedung Guru Jalan Ahmad Marzuki, Kecamatan Pontianak Selatan pada Selasa 4 Maret 2025 kemarin itu langsung dipimpin Ketua KPPAD Kalimantan Barat Eka Nurhayati yang dihadiri seluruh elemen masyarakat, termasuk perwakilan DPRD Kota Pontianak.

Ketua KPPAD Kalbar Eka Nurhayati mengatakan, bahwa terkait dengan pencegahan atas pengaruh negatif penyebaran LGBT di kalangan pelajar, tentunya yakni dengan menjalankan empat pilar penyelenggaraan perlindungan anak.

“Yang jelas penerapan empat pilar penyelenggaraan perlindungan anak itu harus terlaksana dan terwujudkan, yaitu dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan media,” kata Eka Nurhayati.

Menurut Eka Nurhayati, terkait dengan agenda diskusi maupun solusi atas persoalan yang diselenggarakan pihaknya dengan tema Sinergitas Pencegahan Penyebaran Paham LGBT di Dunia Pendidikan tersebut, harus dapat melakukan pencegahan dan pemulihan terhadap anak yang menjadi korban terdampak LGBT.

Lanjut Eka, adapun dalam diskusi konsen terkait dengan tupoksi BK di sekolah untuk melakukan pencegahan serta penanganan anak maupun peserta didik yang memiliki kecenderungan ataupun terdampak LGBT, lantaran guru BK merupakan pintu masuknya yang mengetahui anak bermasalah atau tidak, selain wali kelass.

“Pencegahan ada di guru BK, begitu pun penanganannya dalam ruang lingkup sekolah,” ucap Eka.

Lanjut Eka, namun untuk pencegahan secara menyeluruh, semua pihak harus mengambil peran maupun tupoksi masing-masing, karena untuk mengatasi persoalan ini tidak bisa hanya satu instansi atau satu lembaga saja.

“Kalau pencegahan sebenarnya kembali ke pribadi masing-masing. Namun dengan adanya kegiatan ini, kami mengajak dan merangkul semua elemen masyarakat, jejaring Perlindungan anak, aktivis Perlindungan anak, organisasi perempuan dan organisasi pemuda yang memiliki kepekaan dunia anak terutama dunia pendidikan untuk bersama-sama mencegah maupun menangani persoalan ini (LGBT),” terang Eka.

“Jadi pencegahan penyebaran paham LGBT di dunia pendidikan harus dilakukan dengan sinergitas semua pihak,” sambung Eka.

Terkait dengan anak yang memiliki kecendrungan, Eka menyatakan bahwa di setiap sekolah memiliki kecendrungan, namun tergantung dari sosial kontrol yang harus ditingkat sehingga membuat kecendrungan tersebut tidak terjadi.

“Rata rata setiap sekolah memiliki kecendrungan tergantung apa yang disampaikan ibu dewan tadi, sosial kontrol kita, kepekaan kita bagaimana, kita bersimpati, empati dan peduli terhadap anak bawah umur. Itu caranya untuk menekan paham menyimpang tersebut,” jelas Eka.

Eka menambahkan, persoalan adanya komunitas LGBT yang akhir-akhir ini di Kota Pontianak, bukan lah kejadian pertama. Melainkan kejadian sebelumnya juga sudah ada. Namun memang yang ditemukan dalam ruang lingkup sekolah yang memiliki koneksi dengan beberapa sekolah, baru ini terjadi.

error: Content is protected !!