AKSARALOKA.COM, PONTIANAK – Kiprah H Andi Syafrani secara struktural di NU dimulai saat dirinya mendapatkan beasiswa dan melanjutkan kuliah pascasarjana di Australia. Saat itu Andi diminta terlibat di PCI ANZ bersama-sama Gus Nadirsyah Hosen selaku Rois Syuriah.
Setelah pulang mengajar di almamaternya di UIN Ciputat, Andi lebih banyak membantu kegiatan NU di PCNU Jaksel, dan sempat bersama-sama sahabatnya TB Ace Hasan Syadzily dilibatkan dalam struktur GP Ansor Pusat, saat dipimpin oleh Nusron Wahid.
“Saya belum dikenal oleh para sahabat pengurus NU di Kalbar, meskipun saya lahir di Pontianak”, terang Andi.
Andi mengakui dirinya butuh banyak bersilaturrahim dengan pengurus PCNU di Kalbar. Setelah acara silaturrahim ini, Andi berharap dirinya dapat diterima oleh para pimpinan PCNU se-Kalbar.
“Mudah-mudah segera bisa bertemu dan diterima oleh seluruh Rois Syuriah maupun Ketua Tanfidziyah PCNU seluruh Kalbar dalam waktu dekat ini,” pinta Andi.
Ketika ditanya apa yang akan menjadi langkahnya ke depan untuk memajukan PWNU Kalbar, Andi menerangkan dirinya saat ini menjalankan perintah dan dawuh sesepuh serta ulama yang memberikan mandat untuk maju sebagai calon Ketua Tanfidziyah dalam Konferwil PWNU Kalbar.
Menurutnya hal ini penting, karena sebagai santri menaati perintah guru merupakan adab mulia dan sikap santri. Dirinya harus bisa menjadi jembatan antara jama’ah dengan jam’iyyah.
Dengan latar belakang dirinya sebagai santri, diharapkan dirinya dapat lebih mengerti ‘Bahasa Pesantren’, yang mana pesantren ini merupakan pondasi utama NU, khususnya dalam menjaga manhaj Aswaja di bumi Borneo ini
Secara programatik, Andi menjelaskan lebih lanjut bahwa PWNU mestinya mengikuti dan menjalankan visi dan misi yang telah dicanangkan oleh PBNU.
Karena bersifat struktural hirarkis, tentunya salah satu tugas PWNU ini adalah menyukseskan visi dan misi PBNU. Harus segaris dengan PBNU.
“Tentunya dengan penyesuaian dan kebutuhan terkait dinamika persoalan lokal di sini,” tuturnya.
Apa yang disampaikan oleh Rois ‘Am PBNU merupakan arahan yang harus diterima dengan sam’an wa tho’atan. Demikian juga perintah dari Ketum PBNU merupakan amar yang harus dilaksanakan.
“Ini penting saya tegaskan karena dengan singkronisasi arahan ini NU akan berjalan tertib dan rapi secara kelembagaan,” sambung Andi.
Kelak dirinya ingin juga PWNU memiliki kantor permanen yang bisa digunakan untuk seluruh aktivitas warga NU. Demikian juga untuk seluruh struktur NU di kabupaten, kota, hingga kecamatan.
“Seperti di wilayah lainnya, diharapkan hingga ke MWC NU se-Kalbar, ada sekretariat permanen,” harap Andi.
Dengan demikian seluruh kegiatan NU hingga ke level desa atau kelurahan dapat menggunakan kantor yang ada. Kegiatan ini ditujukan untuk menjaga, melestarikan, menyebarkan paham Aswaja.
Selain itu, semua kantor nantinya dapat menjadi pusat dakwah baik dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan, serta keagamaan.
“Dengan demikian NU akan dirasakan kemanfaatannya bagi umat, khususnya warga Nahdhiyin di Kalbar ini,” katanya.
Lanjut Andi, modal dasar kekuatan NU di Kalbar ini sudah ada dan sangat besar, yakni tradisi keagamaan umat Islam yang sesuai dengan ajaran Aswaja. Hanya saja, belum semua umat Islam pengamal tradisi tersebut menjadi bagian dari NU.
“Inilah tantangan yang harus bisa dijembatani dengan dakwah ulama NU dan difasilitasi oleh pengurus struktural NU di tingkat apapun,” ujarnya.
Kalau ini sudah klop, menurut Andi gerakan dakwah NU dalam bidang lainnya seperti ekonomi, pendidikan, dan sosial akan lebih gampang diwujudkan. Sebab inti dari gerakan NU adalah pada aspek keagamaan.
“Jika di sisi ini bisa berjalan baik, Insya Allah di bidang lainnya akan gampang. Anggap saja lainnya itu bonus dan berkah karena dakwah agama illahi ta’ala yang ikhlas,” pungkas Andi.