AKSARALOKA.COM, PONTIANAK – Entah dari mana obrolan kami, tiba-tiba bang Ali membuka obrolan soal demo mahasiswa yang sudah beberapa jam terakhir pemberitaan itu memenuhi timeline akun facebooknya. Bahasan itu dibukanya dengan kalimat tanya, “kenapa mahasiswa sekarang baru demo sana sini,” kata dia. Saya bingung bagaimana meresponnya, mengingat diri ini selemah-lemahnya mahasiswa dalam pergerakan. Terlebih, saya tidak bisa menebak kalimat tanya itu bentuk kerinduannya terhadap gerakan mahasiswa atau justru bentuk protes.
Bang Ali ini ketua sebuah lembaga perhutanan di desa. Di desanya, ada sekian luas hutan dilegalkan untuk dikelola sebesar-besarnya oleh masyarakat lewat lembaganya dan hasilnya untuk masyarakat. Sudah tiga tahun ia memegang amanah lembaga itu.
Kembali lagi ke obrolan kami. Rasanya, tidak mungkin saya abaikan begitu saja pertanyaannya itu. Agar mudah kami bahas secara sederhana dan tidak berlarut-larut, saya bilang di Pontianak ada jalan yang diberi nama Reformasi. Itu berada di dalam kawasan kampus Untan. “Oh iya, saya tau. Tempat saya ngopi kalau lagi ke Pontianak,” katanya menegaskan ucapan saya.
Saya bilang, dulu reformasi itu adalah sebuah jalan panjang menuju demokrasi. Bukan sembarangan orang yang mengisi jalan ini. Orang-orang kritis, pejuang, mahasiswa-mahasiswa idealis yang diberi label aktivis. Untuk mendapat gelar ini bukan perkara mudah. Mereka harus berhadapan dengan orang-orang otoriter yang menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan kelompok mereka. Tak sedikit sebagian aktivis harus berdarah-darah bahkan sampai (di)hilang kabar keberadaannya sampai sekarang.
Tapi, belakangan kondisi itu berubah. Kini, jalan reformasi justru diisi oleh kaum borjuis, pemilik modal, penguasa. Dan celakanya, sebagian banyak dinikmati oleh mahasiswa. Kalau malam minggu, jangan sesekali lewat jalan ini kalau punya urusan penting. Macet. Berbeda dengan jalan di ujungnya, ada sebuah jalan yang baru dibangun. Kondisi kiri-kanannya masih semak belukar, rumah hanya ada beberapa pintu saja, penerangan belum memadai. Dan jalan itu telah diberi nama dengan jalan Demokrasi. Cek saja kalau tidak percaya, kata saya ke bang Ali.
Andai saja ia bertanya kenapa kondisi itu sudah berubah? Pasti saya jawab tidak tahu. Atau mungkin saya jawab memang jaman sudah berubah. Saya ingat dulu pernah berdiskusi dengan seorang teman. Diskusi kami dimulai dengan kenapa mahasiswa sekarang tidak sama seperti dulu. Pergerakan semakin berkurang. Atau mungkin saja mahasiswa mengamggap gerakan yang dibangun sekarang tidak relevan lagi jika hanya dinilai dari turun berdemo ke jalan.
Tapi paling tidak, kami berusaha membandingkan fasilitas-fasilitas yang sudah didapat oleh mahasiswa saat ini untuk kritis. Mengutarakan pendapat di muka umum tidak perlu khawatir ditodong senjata. Berdiskusi bisa kapan dan di mana saja. Bahkan, untuk janjian ketemuan tidak perlu lagi pakai kode-kode seperti dulu. Cukup kirim saja pesan lewat Whatapps.
Kondisi ini, saya bilang tidak sama seperti dulu yang ruang gerak mengemukakan pendapat sangat terbatas. Berdiskusi harus sembunyi-sembunyi di ruang yang sangat tertutup. Lalu, kenapa kemudahan-kemudahan saat ini justru membuat gerakan mahasiswa semakin meredup. Bukankah fasilitas-fasilitas itu yang dulu diimpikan.
Obrolan saya dan bang Ali soal mahasiswa terhenti di batas itu. Lalu, dia kembali membuka cerita baru soal perubahan sosial di desanya. Ia resah dengan kondisi adab anak muda di desanya yang dinilainya semakin memudar terhadap guru, terlebih guru agama. Guru agama yang ia bukan hanya yang berseragam, melainkan mereka-mereka yang juga bergelar ustadz.
Kali ini bang Ali yang membanding-bandingkan masa dulu dan sekarang. Sementara saya, cendrung banyak diam dan menyimak omongannya. Sebelum saya lanjutkan cerita, perlu saya informasikan di desa bang Ali rata-rata orangtua menyekolahkan anaknya ke lembaga agama atau pesantren.
Dulu, kata bang Ali, anak-anak pasti hormat dan segan dengan guru, terlebih kepada ustadz, apalagi kyai. Mungkin, sejak dari rumah para orangtua telah berpesan kepada anak-anaknya bahwa guru adalah sosok pengganti mereka, dan anak-anaknya wajib memuliakan guru.
Belakangan, kondisi-kondisi ini mulai berubah di desanya. Semakin hari, adab anak-anak terhadap guru mereka semakin menipis. Bahkan, tak jarang, anak-anak membawa ghibah ke rumah tentang guru mereka.
Lalu, bang Ali bercerita tentang hal lain yang masih relevan dengan kondisi itu. Ia membandingkan jumlah Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah lembaga pendidikan agama di desanya. “Coba hitung, jumlah KK di desa ini sekian, dan jumlah lembaga pendidikan di desa ini sekian,” kata dia kepada saya.
“Kalau saya bandingkan dengan satu KK ada dua atau tiga anak, rasanya tidak mungkin jumlah lembaga itu bisa mencukupi batas minimal untuk menampung murid,” katanya lagi.
Saya menganggukkan kepala untuk membenarkan cara perhitungannya. Dia melanjutkan dengan pengalaman yang tidak mengenakkan. Bahwa, pernah suatu kali ada pengecekan donatur ke suatu lembaga di desanya. Lantaran jumlah murid lembaga itu jauh dari dari batas minimal, akhirnya tenaga pendidik di sana meminjam murid lembaga lain.
“Maksudnya, memanipulasi?,” kata saya. “Iya, agar memenuhi kuota dan temuan,” jawabnya. Ternyata batas minimal murid ini jadi salah satu syarat untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari donatur resmi.
Saya tidak langsung begitu percaya yang barusan ia sampaikan, tapi paling tidak hal itu bisa dijadikan sebagai referensi untuk mengecek kebenarannya sewaktu-waktu.
Malam semakin larut, obrolan kami juga semakin jauh. Bang Ali menunjukkan saya sebuah foto dari ponselnya yang terdapat delapan atau tujuh orang di dalamnya. Foto itu, kata bang Ali diambil di dalam masjid yang tak jauh dari tempat kami mengobrol malam itu. Kebetulan ia juga ada dalam foto tersebut. Foto itu di-zoomnya ke seseorang yang menggunakan sarung dengan atasan berwarna putih. Penampakannya seperti seorang ustadz, apalagi dengan surban di kepalanya.
Bang Ali meminta saya memperhatikan cara orang itu menggunakan surban, dan menilainya. Tentu saja saya jawab tidak tahu. Pemahaman agama jauh dari itu. Selain selemah-lemahnya dalam pergerakan mahasiswa, saya ini juga sedhaif-dhaifnya dalam urusan agama.
Bang Ali yang merupakan lulusan pesantren menilai orang itu tidak paham soal hukum menggunakan surban. Saya tidak bertanya soal hukum yang benar, karena pasti akan panjang. Saya hanya menyimak ceritanya, dan kata dia, orang itu beberapa kali menjadi imam di masjid itu. Namun masyarakat sekarang, terutama di desanya sudah terlanjur mudah percaya dengan simbol-simbol agama. Jika sudah ada simbol agama, apapun itu tetap dinilai baik. Sama seperti kulkas yang ada label halalnya. Ehhh.
Tapi ini serius, bang Ali bisa saja mengutarakan pendapatnya soal ini, dan berdebat. Tapi ia yang paham soal itu lebih memilih untuk diam. Sama seperti ketika mereka sholat berjamaah, bang Ali lebih memilih pindah ke shaf belakang, dibanding memperdebatkan hukum pemakaian surban yang benar dan bicara pantas atau tidaknya menjadi imam.
Ia lebih memilih meluruskan cara beragama dengan cara-caranya yang tidak berpotensi menimbulkan gesekan. Mengajak jamaah lain untuk merapatkan shaf, misalnya. Paling tidak, di barisan itu tidak ada celah yang semakin membuat jamaah-jamaah di sana semakin berjarak hanya karena perdebatan dua kepala. Lalu, di dalam hati saya bertanya-tanya, apakah hal serupa juga sedang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa sekarang.
https://azithromycinus.com/# generic zithromax medicine
cost cheap clomid now: buy generic clomid without prescription – can i get clomid without prescription
where to get clomid now: get clomid tablets – can you get generic clomid
https://ciprofloxacin.cheap/# buy cipro no rx
can i order generic clomid for sale: can i purchase generic clomid without prescription – how to buy cheap clomid no prescription
how much is zithromax 250 mg: zithromax 250 mg tablet price – where can i buy zithromax in canada
http://azithromycinus.com/# zithromax generic price
https://clomid.store/# where to buy clomid no prescription
zithromax prescription in canada zithromax capsules zithromax 250mg
A gift for explaining things, making the rest of us look bad.
buy cipro without rx: where to buy cipro online – ciprofloxacin 500 mg tablet price
I’m genuinely impressed by the depth of The analysis. Great work!
http://lisinoprilus.com/# buy lisinopril no prescription
ciprofloxacin mail online: buy cipro without rx – cipro for sale
http://ciprofloxacin.cheap/# cipro 500mg best prices
https://azithromycinus.com/# buy zithromax online fast shipping
zithromax tablets for sale where can i buy zithromax uk buy azithromycin zithromax
buy cipro: buy cipro online without prescription – cipro pharmacy
https://drugs1st.pro/# drugs1st
Buy Cenforce 100mg Online: cenforce for sale – Purchase Cenforce Online
https://semaglutidetablets.store/# buy rybelsus online
https://semaglutidetablets.store/# buy rybelsus online
drugs1st: drugs1st – drugs1st
http://edpills.men/# cheapest ed pills
https://kamagra.men/# buy Kamagra
https://kamagra.men/# Kamagra Oral Jelly
Cenforce 100mg tablets for sale: buy cenforce – cheapest cenforce
https://cenforce.icu/# cenforce
https://cenforce.icu/# cenforce for sale
https://cenforce.icu/# Buy Cenforce 100mg Online
super kamagra buy kamagra online usa buy Kamagra
online ed medications: cheap ed drugs – erectile dysfunction pills for sale
https://semaglutidetablets.store/# semaglutide tablets store
slot oyunlar? en kazancl? slot oyunlar? slot siteleri
slot oyunlar? puf noktalar?: slot siteleri – en kazancl? slot oyunlar?
пин ап казино: pinup 2025 – pinup 2025
https://casinositeleri2025.pro/# betboo giriЕџ
slot tr online slot oyunlar? puf noktalar? slot oyunlar? puf noktalar?
пин ап казино: пин ап зеркало – пинап казино
slot oyunlar? slot siteleri en cok kazand?ran slot oyunlar?
http://casinositeleri2025.pro/# slot oyunlarД± isimleri
http://pinup2025.com/# pinup2025.com
пин ап вход: пин ап казино зеркало – пинап казино
pinup 2025 пин ап казино пин ап казино
yeni casino siteleri: mobil bahis siteleri – deneme bonusu site
пин ап вход пинап казино пинап казино
http://pinup2025.com/# пин ап вход
en kazancl? slot oyunlar?: en cok kazand?ran slot oyunlar? – en kazancl? slot oyunlar?