PONTIANAK – Pemangku Adat Bone membenarkan keabsahan silsilah nasab LA-DAENG sampai ke Raja Bone 16. Hal ini disampaikan langsung oleh Budayawan Sulawesi Selatan, Abdi Mahesa.
“Dari hasil yang telah diteliti kebenaran data dan keabsahan dokumen, bahwa silsilah nasab wija Lapatau Matanna Tikka Raja Bone-16 yang dimiliki keluarga besar LA-DAENG merupakan dokumen asli yang sah dan dapat dibuktikan keasliannya,” ucap Abdi Mahesa, Minggu 4 Desember 2022
Abdi Mahesa mengatakan, silsilah nasab yang keluarga besar LA-DAENG itu terlihat dari kualitas hingga tanda tangan dari pemangku adat Bone.
“Dari hasil yang saya lihat ini dan juga kualitas kertas serta tanda tangan ini adalah asli. dua data yang ada ini asli. karena tinta yang dipakai pada tahun 1942 itu kebanyakan tinta merah,” jelas Abdi Mahesa.
Abdi menjelaskan pula di dalam studi katalog naskah terdapat beberapa yang menjadi perhatian. terutama dalam menentukan letak kebenaran dalam naskah itu.
“Cuma jika didalam studi katalog itu ada namanya verifikasi, menentukan naskah yang unggul, baru menvalidasi, dan ditafsirkan,”ungkapnya.
Meski demikian, Alumni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) Angkatan 2016 ini secara tegas membenarkan bahwa silsilah nasab wija Lapatau Matanna Tikka Raja Bone-16 yang dimiliki LA-DAENG terbukti keasliannya. Sebab, LA-DAENG menyimpan beberapa bukti akurat yang dapat menjadi landasan diperkuatnya nasab keluarga besar ini sampai kepada YM Lapatau Matanna Tikka Raja Bone-16.
“Tapi secara bukti ini, ini sudah 2 bukti, karena dalam studi naskah itu ada namanya landasan, dan ini (Stamboong) landasanya menunjukan 2 bukti,”tegasnya.
Sementara itu, Penulis buku LA-DAENG, Nedy Suryadi yang merupakan dosen fakultas Teknik Untan Pontianak dan Dosen Teknik Informatika di UMP mengucapkan syukur akan hal ini, lantaran perjuangan mulai dari menyusun buku hingga memverifikasi data tersebut yang berada di Sulawesi Selatan tak sia-sia.
Nedy tak hanya sendiri, ia juga didukung penuh oleh beberapa sanak keluarga. salah satunya Firdaus Putra yang sempat 15 kali pulang pergi ke tanah Sulawesi untuk mengecek keberadaan para leluhurnya.
“Alhamdulilah, setelah mendengarkan langsung dari para pemangku adat Bone ini kami mengucapkan syukur dan banyak terima kasih, rasa terharu juga,”kata Nedy.
” Tapi yang jelas kita bukan mencari pengakuan, kita menelusuri mencari kebenaran asal usul leluhur kita dari mana ia berasal,”tuntas Nedy.
Sebelumnya, sejumlah pemangku adat Bone dan Gowa Sulawesi Selatan berkunjung silaturahmi Tudang Sipulung bersama keluarga besar Lontara Assiajingetta Daeng (LA-DAENG) Wija La Patau Matanna Tikka di Parit Haji Husin 2, Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu, 4 Desember 2022.
Pemangku adat Bone dan Gowa itu diantaranya Andi Baso’ Hamid (Ketua Dewan Adat Bone, Pewaris Raja Bone/Cucu Raja Bone ke-33), Andi Imam Kumala Idjo atau Anak Karaeng adalah anak Sombayya (Raja) Gowa ke-38, Andi Nadir, kerabat Sombayya Gowa, Wija La Patau Matanna Tikka Raja Bone ke-16, Abdi Mahesa, budayawan muda Bone, sekretaris dewan adat bone, wija la patau matanna tikka Mangkau’ (Raja) Bone ke-16 serta Andi Mega, wija la patau matanna tikka Mangkau’ (Raja) Bone ke-16.
Secara kebetulan, tokoh pemangku adat Bone dan Gowa ini berada di Pontianak juga menghadiri salah satu kegiatan masyarakat bugis di Kalimantan Barat.