PONTIANAK – Tewasnya AG lantaran ditembak oknum anggota Polsek Nanga Tayap jajaran Polres Ketapang terkait persoalan Eksavator milik seseorang bernama Akiang, kini diusut oleh Komnas Ham RI Perwakilan Kalimantan Barat.
Tewasnya AG warga Nanga Tayap tersebut tepat dihadapan istri dan anak. Diduga peluru senjata laras panjang tersebut menembus tubuh AG.
Berdasarkan keterangan Tanjung istri AG, pria yang menembak suaminya hingga tewas pada Jumat, 7 Maret 2023 itu seseorang pria mengenakan baju berwarna hitam. Menurutnya, lebih dari sekali tembakan masuk ke tubuh suaminya.
Kasus ini pun menjadi perhatian sejumlah pihak, terutama petinggi kepolisian Kalimantan Barat, yakni Pipit Rismanto yang baru saja naik pangkat dari Brigjen Pol menjadi Irjen Pol.
Kepala Komnas Ham RI Perwakilan Kalbar Nelly Yusnita memastikan, pihaknya telah turun ke lapangan untuk melakukan pengumpulan data.
“Saat ini Komnas Ham sudah turun ke lapangan melakukan penyumpulan data dengan memeriksa seluruh pihak terkait, dari kepolisian dan masyarakat,” jelas Nelly.
Dikatakan Nelly, saat ini hasil pemeriksaan belum dapat disimpulkan.
“Pemeriksaan dilakukan secara maraton, semoga pekan depan sidah bisa disimpulkan,” kata Nelly.
Sementara itu Kepolisian Daerah Kalimantan Barat (Kalbar) hingga saat ini masih melakukan penyelidikan atas insiden warga tewas ditembak setelah diduga menyerang polisi di Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Kalbar.
Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto pun belum dapat menjelaskan hasil penyelidikan tersebut.
“Kita tunggu dari Komnas Ham juga ya,” kata Pipit saat dihubungi pada Sabtu 15 April 2023.
Irjen Pol Pipit berharap, pekan depan pemeriksaan yang dilakukan oleh sudah rampung, sehingga bisa menjelaskan terkait peristiwa tersebut.
“Mudah-mudahan pekan depan Komnas Ham bisa menjelaskan. Kita tunggu Komnas Ham saja,” tegas Irjen Pol Pipit.
Diberitakan sebelumnya pihak keluarga AG, warga yang tewas ditembak minta kasus tersebut diusut tuntas.
Perwakilan keluarga, Suhariadi menyatakan, apa yang menimpa AG bukan sebuah kecelakaan melainkan pembunuhan.
“Ini bukan urusan kecelakaan, urusan tabrakan, ini kan membunuh,” kata Suhariadi dalam keterangan video yang diterima, Minggu (9/4/2023).
Menurut Suhariadi, sebenarnya persoalan ini adalah persoalan kecil. Di mana kedatangan anggota kepolisian di rumah AG saat kejadian, diduga tanpa perintah Kapolsek Nanga Tayap, melainkan diperintah seorang pengusaha pemilik alat berat, Akiang.
“Ibarat kasarnya, itu diperintah Akiang. Polisi dikambing hitamkan Akiang agar mendapatkan eksavator,” ucap Suhariadi.
Suhariadi mengatakan, andaipun AG merampas hak Akiang, harusnya Akiang melapor ke Polsek. Kemudian Polsek bisa mengeluarkan perintah penangkapan.
“Tapi perintah Akiang saja, sampai anggota datang ke sini,” ujar Suhariadi.
*AG Ditembak di Depan Istri dan Anak
Tanjung merupakan istri AG pun angkat bicara. Di mana persitiwa itu berlangsung pada Jumat 7 April 2023, sore hari.
Saat itu Tanjung melihat ada mobil dan anak buah Akiang yang singgah didepan rumahnya ,kemudian lewat dan berbelok di dekat Mushola serta parkir didekat warung. Selanjutnya kurang lebih 15 mobil itu lewat ke Tayap.
Kemudian saat dirinya usai membeli kue dan sayur, sekitar jam 4 sore, ada tiga buah mobil di depan rumahnya. Ia pun permisi untuk masuk ke dalam rumah.
Diawal tidak ada permasalahan, mereka datang, AG sang suami sedang berbengkel.
“Kurang lebih 9 sampai 11 orang, saya tidak melihat wajah mereka dan tidak kenal. Mana polisi mana anak buah Akiang saya tidak tahu,”ujar Tanjung.
Tanjung pun mendengar percakapan sang suami dengan beberapa orang yang datang tersebut, yakni mempersoalkan Eksavator.
Di mana orang yang mendatangi rumahnya tersebut berbicara kepada suaminya (AG) akan membawa Eksavator, lantaran ingin mengerjakan lahan di tempat lain dan sudah ditunggu oleh pemilik lahan.
“Almarhum bilang tidak bisa, kemudian Almarhum mengatakan boleh bawa Elsa, tapi panggil Akiang untuk menyelesai persoalan tanah orang tua Almarhum yang dibangun ruko (proses pembangunan) di Tayap,”kata Tanjung yang saat itu mendengar pembicaraan suaminya dengan sejumlah orang.
Pembicaraan panjang yang terjadi, kemudian suaminya terpancing emosi dan melemparkan korek api gas ke arah mereka.
“Tidak mengenai mereka, tapi kena tangki mobil dam dibengkel. Lemparan itu membuat korek api meletup. Kemudian pria berbaju hitam berlari tidak tahu kemana,”jelas Tanjung.
Tanjung pun mengatakan, melihat pria berbaju hitam berlari, suaminya langsung pergi ke gudang dan mengambil parang, saat itu yang lainnya pambar (ketakutan).
Suaminya saat itu pun mengejar pria berbaju hitam ke arah tepi jalan. Saat itu Tanjung beserta anak laki-lakinya juga ikut mengejar suaminya.
“Rupanya pria berbaju hitam mengambil senjata laras panjang, saya melihat suami sudah ditembak dengan Laras panjang, bukan pistol,”beber Istri AG.
Usai ditembak, AG langsung tersungkur dan dikerumuni serta ditindih-tindih, Tanjung tidak tahu saat itu suaminya diapakan.
“Saya kalang kabut, dan tidak tahu mau gimana lagi. Saya melihat Almarhum telentang di jalan, tiada satupun yang mendekat dan tidak tau siapa yang membawa almarhum ke rumah sakit, saya tidak melihat,”ungkapnya.
Penembakan yang dilakukan pria berbaju hitam terhadap suaminya (AG) disaksikan di depan mata kepala nya langsung.
“Suami saya ditembak, ditembaknya didepan mata saya, Demi Allah. Anak laki-laki saya melihat,”beber Tanjung mengingat penembakan tersebut.
Tanjung pun berteriak melihat apa yang terjadi depan nya. Kemudian dirinya dibawa masuk oleh ibunya.
Terkait AG yang terlebih dahulu menyerang dengan Sajam dan melakukan pembacokan. Tanjung menegaskan bahwa itu tidak benar, dirinya menyaksikan tidak ada suaminya membacok orang.
“Tidak ada saya melihat Almarhum membacok orang, itu tidak ada, tidak ada,”tegas Tanjung.
Ia memastikan bahwa suaminya tidak ada melakukan pembacokan/penikaman terlebih dahulu. Melainkan ditembak terlebih dahulu.
“Bukan satu kali. Satu kali dari mana. Kalau satu kali kenapa ada dua tiga lubang di badan almarhum,”tuntas Tanjung.