Aksaraloka com, LANDAK-Calon Bupati Landak nomor 1, Karolin Margret Natasa melaksanakan kampanye dialogis bertemu langsung dengan warga di Dusun Tareng Pulai, Desa Amboyo Utara, Kecamatan Ngabang’ Rabu 9 Oktober 2024.
Meski dilakukan pada siang hari yang bertepatan dengan waktu kerja sebagian besar warga, kegiatan kampanye tetap dihadiri antusias oleh masyarakat sekitar.
Tidak hanya menyampaikan Visi dan Misi, serta program kerja pasangan KREN kedepan, di hadapan warga Karolin turut memberikan pendidikan politik serta pemahaman terkait pelaksanaan Pilkada serentak 2024 secara detil.
Beberapa hal menurut Karolin yang perlu diperhatikan dan menjadi pertimbangan dalam memilih kepala daerah, yang ada pada pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 1, Karolin-Erani.
Salah satunya rekam jejak dan pengalaman dalam berbagai jabatan, baik sebagai bupati maupun di legislatif sebagai anggota DPR RI.
“Pasangan nomor urut 1 Karolin dan Erani, pasangan yang sudah berpengalaman sebagai pemimpin. Kami sudah pernah menjadi DPR RI, pernah menjadi bupati dan saat ini saya adalah pengurus PDIP Kalimantan Barat. Sementara Pak Erani mantan Kepala Dinas PU, 25 tahun di Dinas Pekerjaan Umum,” jelas Karolin.
Selain siap dengan pengalaman yang ada, dirinya dan Erani dipastikan selalu siap bekerja melayani masyarakat Kabupaten Landak. Termasuk melanjutkan berbagai pembangunan.
Selama menjabat sebagai Bupati Landak periode 2017-2022, berbagai upaya disebut Karolin telah dilakukan dalam pembangunan, dengan kondisi keuangan yang ada.
“Saya berupaya keras bagaimana menghemat anggaran walaupun sedikit demi sedikit. Arah jaalan disini sampai ke Reo Majau sampai Keniatan kita anggarkan, belum bisa aspal hitam pun saya bilang yang penting jangan jalan berlumpur sehingga masyarakat tetap bisa lewat,” imbuhnya.
Selain itu, dirinya juga terjun menangani masyarakat mantan mitra plasma perusahaan sawit bahkan sampai ke Jakarta bertemu ketua DPR RI Puan Maharani dan sejumlah kolega di DPR RI untuk membantu penyelesaian bersama masyarakat.
“Akhirnya pabrik bisa buka dengan manajemen baru, akhirnya kita coba replanting, kita tanam ulang sawit-sawit yang sudah tua. Saya tau tiga tahun pertama bapak ibu menderita karena tidak ada sumber pemasukan,” imbuhnya.
Namun dengan kondisi tersebut dirinya tetap berupaya mencari berbagai solusi serta memberi bantuan puluhan ton bibit jagung hingga sayur-mayur, agar warga tetap bisa memiliki penghasilan.
Selama kepemimpinannya di periode sebelumnya dengan berbagai tantangan termasuk pandemi Covid-19, Karolin menjadi salah satu pemimpin yang juga berpengalaman bisa keluar dalam kondisi-kondisi tantangan berat dan kondisi kritis.
“Pengalaman adalah guru yang laling berharga, tidak ada yang bisa menggantikan pengalaman, tidak ada yang bisa membayar pengalaman. Pengalaman inilah yang menjadi modal bagi kami dan menjadi dasar partai memberi rekomendasi,” pungkasnya.