SUNGAI RAYA – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 2, Ria Norsan dan Krisantus Kurniawan tampil memukau di debat publik perdana Pilkada Kalbar yang berlangsung di Qubu Resort, Rabu (23/10/2024) malam.
Ria Norsan dan Krisantus tampak menguasai panggung debat. Mulai dari sesi awal saat penyampaian visi misi hingga di sesi terakhir ketika statemen penutup.
Sepanjang debat, Norsan menyampaikan visi misi yang dikemas dengan paparan program kerja yang konkret. Program kerja itu menyasar langsung dengan kebutuhan mendasar masyarakat.
Visi misi yang disampaikan paslon bertagline NKRI yakni “Tewujudnya Kalimantan Barat yang Adil, Demokratis, Religius, Sejahtera dan Berwawasan Lingkungan.
“Apa yang kami sampaikan ini adalah yang bisa dijalankan dan diingat,” kata Norsan.
Beberapa program prioritas yang dipaparkan dalam debat tersebut dimulai dari memastikan fokus terhadap pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Paslon ini bakal membangun kerja sama dengan berbagai lembaga keungan mulai dari perbankan hingga Credit Union (CU) guna memberikan akses permodalan bagi UMKM dengan sistem jemput bola.
Selanjutnya, persoalan jaminan kesehatan juga menjadi topik utama dalam pemaparan di debat tersebut.
Norsan dan Krisantus bakal memberikan BPJS gratis hingga memastikan tak ada warga yang ditolak saat berobat ke rumah sakit daerah.
Sementara itu, Norsan juga sempat menanggapi pernyataan paslon nomor 1, Sutarmidji dengan jawaban yang konkret dan elegan terkait izin Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) yang bakal menjadi program unggulan NKRI.
Ria Norsan menyampaikan bahwa program izin WPR memang berasal dari pemerintah pusat. Namun dia menegaskan bahwa penambang liar tidak boleh dibiarkan tidak memiliki solusi.
Maka itu, dia akan memberikan solusi nyata. Dia dan Krisantus bakal berusaha memberikan kemudahan untuk mendapatkan izin, agar penambang terlindungi dan memberikan manfaat kepada pemerintah daerah termasuk PAD.
Sementara menanggapi persoalan angka pengangguran dan jalan keluar ketenagakerjaan, paslon Norsan dan Krisantus juga memiliki langkah jitu untuk menuntaskan problem ini.
Kebijakan yang diambil nantinya melalui kolaborasi antara Pemda, dengan sektor swasta dan lembaga dalam menciptakan program pendidikan vokasi sesuai potensi lokal.
Kemudian menerapkan kebijakan yang berpihak kepada rakyat. Dengan mendorong investor menyiapkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat daerah. Sehingga ini akan berdampak pula terhadap penurunan angka kemiskinan.
Di sisi lain, yang tak kalah penting adalah strategi Norsan dan Krisantus dalam upaya meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) di Kalbar.
Dia sempat mengkritik IPM Kalbar yang kini belum cukup baik.
IPM sendiri, kata Norsan adalah tolak ukur sukses tidaknya seseorang dalam memimpin daerah.
Setidaknya ada empat indikator yang menentukan IPM. Diantaranya pendidikan, kesehatan, daya beli masyarakat dan infrastruktur.
“Akan menjadi prioritas dalam pemangku kebijakan jika kami terpilih pada Pilkada 2024,” jelas Norsan.
IPM Kalbar pada tahun 2023 sendiri, masih berada di angka 70,47 atau di urutan kelima se-Kalimantan dan urutan 30 dari 34 provinsi se-Indonesia. Artinya, angka ini belum menunjukkan suatu keberhasilan kepala daerah dalam memimpin.
Jika empat indikator ini diberikan dukungan, maka akan menggenjot angka IPM. Empat indikator ini harus menjadi prioritas dalam menyusun RPJMD atau anggaran untuk pembangunan.
Menurut Norsan, pemimpin yang baik adalah yang mampu melayani dan memberikan kesejahteraan serta kebaikan kepada masyarakat. Jika hal itu belum terpenuhi, maka belum berhasil memimpin.
“Pilihlah pemimpin yang benar-benar mau memperjuangkan keinginan dan jerih payah masyarakatnya,” katanya.
Ke depannya, pasangan nomor urut 2 ini bertekad untuk membawa suatu perubahan, guna membenahi serta memperbaiki hal-hal dalam pengelolaan pemerintahan yang belum baik.
“Yang tadinya belum baik menjadi baik. Yang sudah baik kita tingkatkan lebih baik. Dan yang belum disentuh akan kita sentuh untuk kemakmuran masyarakat Kalbar,” jelasnya.
Dengan penguasaan dalam tema debat tersebut, pasangan NKRI meyakini mereka mampu membuktikan kepiawaian untuk memimpin Kalbar dalam lima tahun ke depan.