Aksaraloka.com, LANDAK – Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, mengikuti prosesi ritual adat bayar niat bersama Anggota DPRD Landak, Angela Febrianti di lokasi keramat Panyugu Dara Irakng, Dusun Pakana, Desa Tunang, Kecamatan Mempawah Hulu. Selasa, 25 Maret 2025, pagi.
Setibanya di lokasi panyugu, Karolin langsung mengikuti serangkaian ritual adat yang turut dilengkapi dengan paraga adat seperti ayam, tumpi atau kue cucur, lemang dan lain-lain, dengan ritual yang dipimpin oleh seorang ahli pamang adat Dayak Kanayatn, Eden.
Tahapan prosesi ritual berjalan dengan lancar yang turut disaksikan dengan antusias oleh warga sekitar.
Timanggong Binua Garantukng, Antonius Ajung menjelaskan, bahwa ritual ini termasuk tradisi budaya adat setelah sebelumnya di tahun 2024 lalu telah dilaksanakan ritual bepinta di lokasi Panyugu ini.
Jika niat seseorang yang sebelumnya telah melakukan prosesi ritual adat bepinta di lokasi ini terkabulkan atau terlaksana, maka selanjutnya dilakukanlah prosesi ritual adat bayar niat.
“Waktu itu Ibu Karolin dan Ibu Ela dia bepinta ini untuk mau jadi pemimpin. Makanya dia bepinta dulu di sini dengan mendatangi keramat ini di tahun kemarin, kami laksanakanlah ritual adat untuk bepinta. Kalau direstui oleh umpamanya patuah-patuah atau keturunan yang memangku adat disini seperti Dara Irakng ini, jadi dia ini dikabulkan jadilah menjadi Bupati. Makanya saat ini dilakukan ucapan selamat sebagai ungkapan syukur,” tuturnya.
Prosesi ritual adat ini juga menurutnya sebagai bantuk pelestarian budaya, sebagai bantuk menyampaikan niat dan menurutnya bukan merupakan penyembahan.
Selain bisa dilakukan seseorang yang memiliki niat untuk menjadi pemimpin, ritual bepinta juga biasa dilakukan masyarakat yang sakit bisa mendapatkan kesehatan.
Lokasi Panyugu Dara Irakng ini dipercaya masyarakat sekitar sebagai lokasi keramat, yang memiliki ikatan erat dengan Kerajaan Mempawah, karena Dara Irakng menurutnya menikah dengan Ompu Daeng Manambon.
Sehingga pelaksanaan ritual di lokasi ini, tidak diperkenankan menggunakan hewan babi namun menggunakan ayam.
Lokasi Panyugu dipercaya masyarakat khususnya masyarakat adat Dayak Kanaytn menjadi lokasi keramat karena masyarakat di zaman dahulu dipercaya memiliki kekuatan gaib. Sehingga pada masa lalu saat hidup seseorang atau tokoh memasang sebuah tanda.
“Jadi Panyugu ini sebagai tanda kenangan bahwa dia menikah dengan orang lain di Mempawah. Makanya sampai sekarang ini dilestarikan,” tambahnya.
Untuk di lokasi Panyugu ini juga terdapat sebuah batu pipih panjang yang berdiri tepat di lokasi dilaksanakannya ritual.